Sabtu, 11 April 2009

Kumpulan Puisiku (berisi kumpulan hasil karyaku dalam blog ini maupun situs lain)

fatamorgana selubung lara

padahal, kondang sudah namanya
setiap orang memandang takjub
keglamoran, dengan segala pernak perniknya
padahal

kutemui ianya, dalam kabut pekat,
berselimut bulir-bulir peluh kelelahan
terdampar dalam dasar, kekelaman
jauh, dalam lubuk kepenatan


mantewe, 3 -07-09


====================================================================

ancur

Kerut didahi semakin kerut
perut terasa sperti diurut
berbunyi krut..krut..krut..

ruang kantor,
nampak rusuh dan kotor
berjejal-jejal kontraktor dan para mandor

Ancur,
otakku lebur,
mata mblaur
oceh bos laksana dengkur,
he..he..kumisnya turun nak lupa dicukur
ocahannya semakin menyembur
laksana air sudah bersumur-sumur

he..he..kenapa jadi gini
mungkin karena aku lupa sarapan pagi
sedang saat ini mentari dah tinggi
makan dulu...ahh...mungkin dapat turunkan emosi.

abi faqoya 19-05-09
panas, lapar, kerjaan menumpuk...

===================================================================
Makan

rakus,
melahap,
merangsek,
laparkah tuan,

mengapa rakus bagai tikus,
mengapa melahap,bagai ulat,
bergerak lamban tapi pasti,
habiskan, daun, metikan satu nyawa kehidpan,

tidak bukan hanya satu nyawa,
berpuluh,
tidak
beratus,
tidak jua,
beribu, bahkan berjuta nyawa,
dapat kau makan

laparkah tuan,
padahal hidup dalam lumbung
padahal perut telah kembung
mengapa bagai linglung
jika melihat kesempatan walau diujung.

hah,..bosan aku mendengar
geliat para penjaga
tak dapat dipercaya
kau tuan yang lapar, masih meraja

abi faqoya 17-05-09
==================================================================
Pelurusan Cinta

Cinta...
kau terlalu agung
hadiah sang maha Agungya,..
Dia cintakanku, sedikitkah, atau lebih
tidak, takkan kurang, atau lebih,
karna Dia Maha Pecinta,

mengapa hati kadang selingkuh,
kadang cintaku hanya sebelah hati, sedang hati yang lain..
arghh...

kemanakah kucari ilmu tuk cintakanMU dengan sepenuh hatiya..
fatamorgana itu begitu indah
silau,
gemerlap,
menawan,

mengajak pada keindahan selingkuhku...

Abi Faqoya
Emplasment BBNM 13-05-09
===============================================================
Tak Seindah itu

Memang panas, terjal, berliku,
entah kata apalagi yang dapat menggambarkannya,
penat sudah, meranggas, merintih,

rindu rehat, walau sesaat,
Bah.. apakah mereka juga demikian,
padahal apa iya

jalan mereka bagus, lurus, rata,
tampak bunga dimana-mana,
seindah itukah??,

Rabbi,
ihdinasyirathal mustaqiim
ihdinasyirathal mustaqiim

dalam pandangan kabur,
masih dapat kubaca ayatmu,
tunjukkan kami jalan jalan yang lurus,
jalan sebenarnya..ammiin

Abi Faqoya
Emplastmen BBNM, 13-05-09
====================================================================
Malu.

Selamat pagi dunia,
Dunia pagi dengan nuansa keriangan, kesyukuran,
tak dapat tidak, terdengar kicau kutilang,
kadang jelas kadang lirih,
tak dapat tidak, terdengar kepak sayap belalang,
berdesir seirama dengan desiran angin pagi,sejuk, mendayu
tak dapat tidak, terlihat menyembul mentari merah, orange, jinggakah
entah tak dapat mata ini mentafsirknnya, hanya terpana,

selamat pagi kubilang.??
bah.. padahal telah lama mereka dalam keharmonian ini,..
aku yang tertinggal...

Abi faqoya mantewe 11-06-09
dengan selaksa sesal tak dapat bangun subuh...lagi
===============================================================
Pelangi di Padepokan Kita,
(buah karya Situkang buah)

Kala mata hanya sanggup terbelalak,
Kala mulut hanya sanggup menganga
Kala seluruh panca indera terdiam, kaku, jumud, dengan selaksa rasa,

Sungguh, maha karya sang adi daya...
Siapa sanggup menandinginya...
ya,...sore itudiujung atap padepokan kita
semburat, seni maha dahyat, tertampakkan
oleh tangan maha halus, maha perasa

diringi persiapan hewan menghadapi senja
kerik jengkerik mulai terdengar
kepakkan sayap kelelawar, bersiap menghadapi malam,
sungguh sebuah harmonisasi maha apik,
taksanggup jiwa ini merangkainya dengan serangkaian kata bermakna

hanya syukur,..terucap
akan nikmat terkecap
Subhanallahu, Walhamdulillah Walaillahaillahu, wallahuakbar,

syukurku pada sang pencipta Pelangi dipadepokan kita,

abi Faqoya,
Emplastmen BBNM, 11-06-09
AyatMU kusaksikan dengan ketiga anakku yang lucu-lucu
====================================================================
panji itu, dalam dunia maya

screen menyala tusuk mataku, yang juga menyala
tiap tutnya setajam jarum, harus
intel pentiumnya selalu di upgrade,
bersih, anti virus-virus jahat..

dengan bekal itu
laksana satria berkuda telusuri jalan dunia maya,
panji jangan pernah tertunduk
apalagi turun,

setiap klik, bagai aliran anak panah
melesat ditiap situs, web, blog, hingga e-mail,
huahh... harus akurat, tepat, tak sesat.
tular, sebar, hingga berurat berakar, panji panji

kadang gundah melanda,
kadang perih dimata,
kadang bosan merayap
namun panji ini jangan pernah tertunduk
apalagi turun

kala panji panji laknatullah berkibar
kupacu kudaku lebih cepat
tiap tuts, klik, bagai ritme mars
bergejolak,
bergelegar,
tatap dunia maya dengan optimis
hingga

panjiku kan berkibar lebih tinggi lagi.

Abi Faqoya
mantewe,10-06-09
==================================================================
diam.

batu juga diam, sementara disekitarnya bergerak
alir sungai, deras berirama mars..menghentak pada tubuh batu
namun,tak geming, walau sesaat, diam, kaku, jumud.

sementara disekitarnya bergerak
kibas ekor ikan, kibar siripnya gemulai, seakan mengajak ayu ikut iramaku.
namuntak geming walau sesaat, diam, kaku, jumud

sementara disekitarnya bergerak.
capung, angin, kupu-kupu, kecebong, seirama dalam ritmenya masing-masing,
energik,
ceria,
semangat meledak letup,
namun.

Tak geming, walau sesaat, diam, kaku, jumud
sepanjang detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan tahun,

dalam diammu kau hanya semakin tua dan berlumut,

abi Faqoya
Mantewe, 8 Mei 2009
Hayu,, gerak seirama, ikuti alurnya, jangan diam walau sedetik
=======================================================================================
sore...

apakah terlalu sore untuk mengantuk..
dikala ashar telah terlihat hanya punggungnya...
kudengar ribuan serangga...berisik..dalam bahasanya masing-masing...
hanya berisik...lain tidak...
apa memang demikian...atau aku tak tau senandungnya...

kutatap semburat jingga di di langit barat...
hanya warna...lain tidak...
apa memang demikian...atau aku tak tau...harmoninya...

aku yang mematung...
pada sore..lembab...tak bermakna...
hanya sore tak bermakna...atau aku tak tau maknanya...

Ya..Rabbi...
aku sendiri dalam kebisuan...
hampa...
padahal ..serangga berderik merdu...
padahal semburat awan jingga mempesona..
Rabbi..bukakan mataku...
tajamkan telingaku...
dan sentuh hatiku...

agar aku dapat membaca semua ayatmu..
.pada sore...yang...tak bermakna ini...
agar dapat kurasakan maknanya...

abi faqoya
Karang bintang, 17-02-09
====================================================================
hampir kolaps

angan melambung...hingga jauh..bergerak seakan...mampu...
tak ingat..saat luka dikaki belum juga sembuh...
tak berkaca...selami diri..suatu hal yang tabu...
bayang-bayang semu bergayut tak lepas..hinggap membekap...

kungkungan angan semakin menggila...
kala emosi liar..menari-nari...berkuasa atas hati....
oh...dunia...manis..terasa semakin menggoda...
dimana...nurani yang selalu berkata...jangan...
aku rindu suaramu....
=====================================================================
Malamku, Malammu

malamku,...
hangat..dalam pelukan ketiga anakku..
hangat..diatas dipan berkasur tebal..
hangat...dalam selimut lebar berendra...
damai...
lelap...
hening....

malammu..
dingin...dalam pelukan debu..mesiu..yang berterbangan...
dingin...diatas reruntuhan bangunan...bekas bombardir laskar laknatullah keparat...
dingin...dalam selimut..kabut..berembun....
kacau...
gelisah...
bising...

ingin rasanya kubagi malamku untukmu...
ingin rasanya kugantikan malamku dalam malammu..
ingin rasanya..kuhapus kedinginan...
kekacauan..dan kegelisahan..pada malammu...

Ya..Rabb maha penguasa malam dan siang...
gantilah malam mereka, seperti malamku...
dan tetapkan malamku.. untuk tidak pergi dariku....
agar kami dapat merasakan malam yang sama...Amiinn

abi faqoya(ditulis pada sebuah malam yang tenang, sambil menyaksikan..berita TV tentang malam yang gaduh di PALESTINA)
==================================================================
pagi yang menantang

selamat datang pagi...
setelah lelap dalam tidur...
setelah syarafku mengendur...
setelah asa duniaku..sesaat terkubur...
setelah segala problem..tak kentara...
hanya bergerak lambat dalam alam bawah sadarku...
setelah nafsu..seakan mati...
tak berkutik...untuk mempengaruhi jiwaku..yang rapuh.....

selamat datang pagi...
apakah angkau akan membangunkan lelap tidurku....
apakah engkau akan menegangkan kembali...kendur syarafku
apakah engkau akan menggali kembali asa duniaku...
apakah engkau akan menampakkan kembali problemaku...

selamat datang pagi...
apakah engkau juga akan menghidupkan kembali nafsuku..

.sungguh jika aku boleh memilih...
sungguh jika aku boleh meminta..
kan kupinta tidak ada engkau...pagi...

aku...
aku...yang rapuh selalu takut bila engkau tiba...
aku ingin...namun...aku sadar...
kehadiranmu adalah ujian bagiku...
akan kukalahkan engkau ...pagi...

mana tunjukkan padaku....
mana kekuatanmu ..pagi...

mana dia..
ketegangan syarafku...
asa duniaku...
problematikaku....
dan nafsu-nafsuku....

mana dia....
akan ku kalahkan engkau...pagi....
akan kukalahkan...

sehingga diwaktu malam aku dapat tersenyum..
aku kalahkan ketegangan syarafku..
aku kalahkan asa duniaku...
aku kalahkan problemaku...

dan..
.akan kukalahkan nafsu..nafsuku...

baiklah...
akan kubuktikan....
sebab aku diciptakan oleh Rabbku...
dengan ujian darinNYA..
.dengan datangnya engkau...
pagi...

Abi Faqoya..
Ditulis dalam suasana pagi dengan hati yang berharap semoga dapat mengalahkannya...
===================================================================
siang yang tak terlupa

Kau ciptakan malam...
mengapa siang juga kau ciptakan...
dalam hampir lelap malam ini...
fikirku..tetap pada siang tadi...
melekat..
erat..
lekat...
membekap..bergulat..

walau sampai alam bawah sadarku...
padahal malam kau ciptakan untukku lelap...
padahal malam kau ciptakan untukku rehat...

oh cantiknya siang....tak terlupakan...
walau malam tlah kau ciptakan...

abi faqoya..18-02-09
ditulis dengan mata berat...hampir lelap...
====================================================================

Harapku padamu..

namamu fatan jadikan semangat pemuda selalu dalam jiwa mu..
namamu zufar jadikan kegagahan dan keberanian sebagai pakaianmu..,
namamu Abdillah jadikan pengabdian padaNYA sebagai pangkatmu..

.dalam tampan wajahmu...
dalam gemas senyummu...
tersimpan harapku...

anakku...
harapku..kau adalah pedang Allah...
babat musuhmu dan musuhNYA... tanpa terkecuali
kau adalah pembawa panji.. dan benderaNYA...j
adilah yang terdepan dengan kegagahanmu
kau adalah pengabdi setiaNYA...jadilah imam para abid dibumi ini..

saat asa ini melambung...
segala tumpuan harapan padamu...
Fatan kecilku..
tangkap estafet perjuangan ini...
terangi dunia dengan lenteraNYA...j
angan biarkan ia padam...

semburat senyum pada saat kau lelap...
semakin membuncahkan harapanku...
Anaku......

abi faqoya19-02-09
di pojok kantor dalam bayangan tampannya wajah anaku..fatan zufar Abdillah
===================================================================
noda hitam itu...
Mengapa begitu indah...
Rabbi...
Tak sadarkah aku...
Titik itu begitu pekat...
CahayaMu...
CahayaMu kudamba...
Hanya itu yang mampu menembusnya.
===================================================================
Tawa

aku tahu tawamu...semakin menjadi...
tertawa diatas kelemahan diriku...
aku tahu..namun mengapa hal ini terulang....
padahal rambu begitu jelas....
sejelas...warna hitam diatas putih...
atau merah diatas kuning....

timbul sesal hanya sesaat...
saat yang hanya sesaat....
kemudian...
aku undang tawamu kembali...
diatas kelemahan diriku...
bergemalah...
semaraklah...
sementara aku...terpuruk...
dalam keterpurukan yang sepuruk-puruknya...

ada sedikit suara ...
ya...hanya sedikit...
kecil...dari tempat yang terpencil...
jauh dari tempat yang terjauh,,,
direlung..lembah hati terdalam...
mengapa suara itu begitu sedikit...
kecil....
jauh....
dengan apa aku menjangkaunya...
tuk membesarkannya...
oh...dalam asa yang kian melemah...
aku butuh pertolongan....

abi faqoya15/03/09
Hai manusia syaiton begitu dekat denganmu dia ada di aliran darahmu...dan ia musuh yang nyata ...bagimu...
=================================================================
Berteriak hingga sesak...

Allah..
jangan tinggal diriku...
dalam keterpurukan ini...
kudengar senja akan datang...
sementara aku belum mandi...
dengan apa kujelang senja...
bersihpun aku belum...

Berteriak hingga sesak...
Allah...jangan tinggal diriku..
.siangku..yang terbuang...
padahal kini tinggal beberapa menit lagi...
sementara aku belum mandi...
dengan apa ku tinggalkan siang...
bersihpun aku belum...

apakah ada yang kubawa...
dalam pergantian siang kesenja...
begitu merana...Allah,,,
Kau dengar teriakku...
dalam kebingungan...ini ...
dengan apa kutinggalkan siang...dan kujemput senja...
bersihpun aku belum...

Abi faqoya
====================================================================
Jalan berujung suka

Panas Mentari hangat membakar...
nurani tegar..pantang tuk gentar...
jalan panjang nan terjal...
jauh telah pangkalnya...namun
tak nampak jua ujungnya...

dalam teriknya mentari jalan ini...
kadang jiwa menoleh kekiri... dan kekanan...
jangan...

sebelah kiri lambaian kesejukan...menggoda..
sebelah kanan...jalan lurus tak ada rintang...
harus....

nurani tegar pantang tuk gentar...
jalan terjal menurun mendaki...
kulalui dengan kaki tak beralas...
kerikil begitu sombong..berbaris...
songsong tapakku... membuat luka...
perih...berdarah...
akankah luka lama ini berdarah lagi...
atau aku menepi...

abi faqoya25/03/09
===================================================================
Tabir..

sekat itu....
terasa tebal memagari jarak yang pendek...
hanya sketsa tak berbentuk yang terlihat...
samar...temaram...blaur...
padahal seluruh panca indera kukerahkan...
hanya samar...temaram...blaur...

tabir gelap...itu hinggap lagi...
akankah lambat laun terungkap...
jarak yang pendek..tak mampu kutembus...
sekat itu...terasa tebal memagari...
kata orang Kau...dekat denganku...
tapi mengapa tabir itu...terasa tebal
memagari jarak yang pendek...

Abi Faqoya
tanah bumbu 25/03/09
=================================================================
Terimakasih Rabbi

membelah jiwa..dengan ..irisan yang tajam...
tersayat...sedikit-sedikit..titik kotor...tercuil...
memang sakit...tetapi setelahnya..kelegaan maha dahyat kurasakan...
nuansa segar...damai...silih berganti...
hah...tak ada kata terlambat...

setelah apa yang seharusnya kupelihara...
terpercik..sepercik demi sepercik....
hingga hitam pekat...tiada titik celah diantaranya...
kini...sayatan itu..makin nikmat kurasa...tak lagi sakit...

Ya...rabbi...terimakasih...
RahmatMu tak sebanding dengan dosaku...
begitu luas...bagai tak bertepi...
Tak mampu mata ini untuk tidak menitiskan air mata bahagia...
KasihMu begitu..tak terkira...

Terimakasih Rabbi atas hidayah ini...
abi Faqoya16- 02-09
====================================================================
tak banyak cakap

aku tak ingin banyak cakapkarna isyaratNYA sangat cukup
aku hampir ingin berkata segudang
tapi, jiwaku melarang

ikrar cukup dengan hati
Tanpa harus berproklamasi
Dia maha mendengar
Dia pasti dengar

takku sibukkan dengan selaksa propaganda
walau ingin sungguh
lawanku banyak, indah nian iklannya
beribu janji terlontar bak peluru tersasar
tidak tak mau takkan aku terjebak pada kamulfase semu
suguhkan janji tak terbukti

Ya..Rabb
bimbing daku dalam ujianmu,
walau susah sungguh yang kuinginkan berbuat,
walau sesaat, moga tak sesat

dalam ajang Parlement.

Abi faqoyahari terakhir maret 2009
*he..he..coba-coba berempaty ama caleg (ada nggak yang berfikiran kayak gini nggak ya..)
=====================================================================
Badut Panggung Politik

Badut badut pemegang peran dengan kemeja kebanggaan
gaya busuk, plintat plintut, bagai orang yang dapat dipanut
huah..aku muntah jika melirik kemejamu itu, simbul tirani, sekarang sepuluh
esok seratus mungkin kemudian sejuta

merasa selayak bulan purnama, berjasa terangi mayapada
selama kemejamu berkotak-kotak, mana sinarmu kan menyebar,
alih-alih benderang taburkan manfaat
yang ada suram, laksana lentera diujung gunung tertutup kabut.

kecil tak menerangi secuilpun,apapun,siapapun, hanya kau itupun, nampak hanya siluet
hanya kau yang merasa bagai hujan pembawa berkah bagi penjuru negri yang lain tidak,

dalam kebimbangan ini, diambang gerbang TPS, kulihat gambarmu
masih lengkap dengan kemeja kotak-kotakmu,
senyum yang aku tafsirkan lebih menyerupai seringaia
ku harus ambil keputusan sekarang,
kubelokkan sepedaku, berlalu menjauh gerbang TPS

Abi FAqoya
====================================

Bingkai pecah sangat dipinggir

sakit, tersayat, pilu, gambaran bingkai pecah pinggir, hanya dipinggir, namun apakah pantas dipajang lagi, hah..pesimis tuk bangkit, padahal kemeja ini masih putih, saksi ikatan sakral nansuci.

namun kala bingkai telah retak, bahkan pecah pinggir sangat dipinggir, keutuhan sudah tak berwujud. Bulan madu yang dicita berlalu sudah, dulu harapan sekarang kenangan, disaat kabut samar terungkap, samar sekali, semakin nampak, awalnya siluet mengagetkan, mencengangkan, kelamaan sempurna dalam wujud yang nyata, didepan mata, membuat bingkai kokoh pecah pinggir sangat dipinggir, cuilannya hancur berkeping, bak putik sari berguguran tertimpa hujan.

apakah daya ini sanggup menyusun serpihannya, atau semaikan kembali bunga yang terlanjur tak berputik galau, huaahhh,...kuseka titis embun disudut mataku, gambar kita bersama dalam satu sepeda smakin membawa pada ujung keperihan hatiku..

abi faqoya
=================================================================
Dendam sebalah hati

Dendam sebelah hati. bagaimana tidak
sisi hati kelimpungan dalam sendiri sementara kau,
sisi lainnya asyik dengan senyummu, bagai melempar sedekah pada siapapun
huahh, senyum tak tulus ungkap satu sudut hatiku,
padahal berkah kau dapatkan, juga kau tularkan,

tapi,mengapa hati ini tak ingin kompromi,
padahal sudut hati yang lain selalu beri petuah, yang tak kalah sengit,
hah kurasakan rusuh hati ini, tak terobati
walau hanya sebelah namun retak sudah,
sakit bagai tertusuk ilalang tajam, runcing,
padahal dulu mereka begitu kompak, gagah, dan kokoh
,tegarbagai bangunan taj mahal yang tak menjajikan runtuh..

tapi kini, sepi menyinggapi sebelah hatiku,
dendam,benci pada suatu nilai tak jelas,
goncangkah aku.
ya, pernah adzan berkumandang,
setengah hatiku senang, hijau, damai tenram
sementar mitranya merah membara, bahkan berasap

abi faqoya 21/04/09
Demi sebuah tantangan oleh kang miaw dalam satu threat di MyQ
======================================================================
suara itu...pahlawanku....

kala lentera tak lagi berpendar…
kala air tak menetes walau setetes…
mata ini cekung…menatap kosong…kosong…
lidah ini kering, sekering gurun…
panas…
gersang…
tercekat .secekat-cekatnya…

namun mengapa mulut ini tertawa…
tusukan hati begitu tajam …menghujam kejiwa…yang rapuh….
Ada suara yang mulanya lantang…
Namun…Perlahan…melemah..Lalu..pudar…
Kalah dengan suara tertawanya mulutku ini…
Kalah dengan suara lepas…dari kerongkongan…tak berbudi…

Jangan pergi suara hati….
jangan…Jangan pergi suara hati…
jangan…
jangan ...sekali lagi...
jangan pergi...Jangan…

Akankah lentera kan abadi tak berpendar…
Akankah air kan abadi tak menetes…
Akankan mata ini abadi menatap kosong…
Akankah lidah ini abadi kering…
Panas,…
tercekat..secekat-cekatnya

jangan...
tidak...

Wahai jiwa yang merindu…
Wahai hati yang merintih…
Dengarkan suaramu….dengarkan….
Dengarkan tangisanmu …dengarkan…
dengarkan desahmu...dengarkan....
Walau kian melemah terdengar…
Namun ia…adalah pahlawanmu…

Abi Faqoya
karang bintang, 3 Februari 2009
Ditulis dengan hati yang miris…
===============================================================
Tinjuku ...Untukmu...

Hai...laknatullah....kemari kau...
mana... dadamu....ini ...dadaku...
tak silap mata ini..dengan keangkuhanmu...
tak silap jiwa ini... dengan kegagahanmu...
tak silap hati ini...dengan ketampananmu...

sungguh binatang lebih baik dari kau...karena mereka...masih punya rasa pada sesama...
masih saling kasih sayang....masih saling membagi rizki...
sedang...kau...mana mata yang diberikanNYA...
mana telinga yang diberikanNYA...dan ....mana hati yang diberikanNYA...

Hai yahudi...Hai Israel...tak kau gunakan semua itu...
tangis..para bocah palestina...isak para ummi..dipalestina....
bau.amis darah...dibumiku.....tak juga mampu menggiringmu...
tuk gunakan..matamu..tuk gunakan..telingamu...bahkan hatimu...

apakah batu lebih lunak dari dia...
jangan tampakkan wajahmu ...
jangan tampakkan batang hidungmu...didekatku...
sebab...
tinjuku untukmu.....

abi faqoya,
3-februari -2009
disudut ruang kantor...dengan kemarahann yang hampir membuncah...

================================================================
persiapan malam

Sore..sapa jengkerik mempersiapkan sayapnya, tuk bunyikan kerik terindah malam ini, Sore..sapa burung hantu, memperiapkan kerongkongan pendeknya tuk segukan terindah malam ini,Sore..sapa kelelawar memperisapkan sayapnya tuk kepakan terindah kala malam tiba.

ya.. untuk itukah malam diciptakan, tuk sebuah karya terindah dan termegah..misteri malam dengan keindahannya.
karya apakah engkau malam ini..padahal berjuta mahluq mempersiapkan karyanya pada sore ini, berebut, mengapai ridho kaliqnya,
merangsek dengan rangsekan insting tuk dapat terdepan, terindah, termegah persembahan paling agung yang dicitakan.

sementara bongkahan tanah yang kubawa ini, mengapa enggan bergerak,
padahal ia hanya tanah kotor, tak lebih, bongkahan tanah, penyelimut inikah yang kotor, atau isi yang didalam..
bagaimana jika malam benar-benar tiba, semua bergerak dengan iramanya,
sementara aku.terpuruk, terlena,terbuai, dalam lelap berkepanjangan,

abi faqoya mantewe, 29 april 09.
===========================================================
derap
Smangat...seiring mulainya hari...
optimis...asa itu masih ada...
gelorakan...darah bergolak...
mengalir dahsyat dalam segenap pori...
dalam hitungan detik...
kurangkum semua geliat...
amuk asa ini tak terkendali...
nyaris...

setiap takbir begitu keras...
ritme dzikir mengalir deras...
setiap kepalan mengandung tenaga..simpul syaraf menegang...namun kokoh bertautan...
satu sama lain memberi semangat pada jiwaku...

pada puncaknya aku berteriak keras Allahu Akbar..
aku sedang semangat...

abi faqoya
Tanbu 29/03/09
Peliharalah rasa ini selamanya, untukku...

====================================================================
Yasmin Hasna Sunniyah

angin bawa hati kecilnya sampai ke tepian,
hati kecil putih, lembut, tak terkotori
wajah ayu, tangan kecil terntang kiri, kanan
senyum paling tulus sejagat,
lelap,

ah puji terucap, akan nikmat kukecap,
gambaran keteduhan,sari muka ayu
ya lukisan kemaha agunganNYA

dalam lelap, ayumu terpelihara,
aura kekanakan dari seorang bocah
gambaran raut ummimu...

kuteliti, apakah ada raut wajahku,.
wah seteduh itukah
ada guratan relief kukenal, karena sering kulihat dicermin
namun guratan itu lebih teduh, garis lembut, tak kaku,

lukisan kemaha agunganNYA
pujiku untukMU Rabbi,

Abi faqoya, 20/04/09
yasmin, doa Abi semoga sholehah kelak jadi pakaianmu,
=====================================================
saat yang dicitakan

Biarkan Batu hitam pekat kokoh itu tercabik oleh air yang lembut
air lebut mencengram erat, terhujam dalam sebiji pori,
tidak bukan hanya sebiji, menjalar sebiji demi sebiji,
merembes,serembes rembesnya,

batu,hitam pekat kokoh, layakkah sombong,
pongah lagaknya tegar gayanya, bak maha kuat,
acuh,
sepele,
acuhkan, sepelekan, kala kelembutan menjalar,

lembut, kadang dingin, juga sanggup hangat,
komit, istiqomah, militan,
langkah satu-satu, pasti..
masuk tiap pori pori keangkuhan

hingga pada puncaknya dahsyat menggelegar.
teriakan kepanikan dari dehidrasi keangkuhan
terbelalak, dalam defisiensi kekuatan.
pasrah, pada titik nadir itu,
berantakan
berhamburan
reruntuhan
kehancuran
berkeping bahkan lebih kecil lagi.

setiap pori tak berarti
tak lagi kepongahan sejati.
tak lagi kekuatan berunjuk gigi,

saat dimana kelembutan mendominasi.


Abi Faqoya15/04.09
kurindu saat itu nyata tak lagi dalam lamunan panjang tak bertepi..

====================================================================

Rindu

berdesak isakku...
tak terbendung...
dihati hanya ada rindu...
rindu..suara tegasmu.. abi....
rindu...kekar tanganmu kala menggendongku...
rindu...dibuatkan mainan bambu...

dihati hanya ada rindu...
rindu suara merdumu...ummi...
rindu halus tanganmu kala membelaiku...
rindu dibuatkan ...lukisan boneka ke kuncir satu...

membuncah...
hampir pecah...
perlahan terisak....
tiap tetes mengandung memori...
akankah terbalas....
akankah terbalas doa panjangmu
harapanmu...
didikanmu...
dekapanmu....
jasa-jasamu...
sungging senyum yang terukir...
tak satupun mampu mengukirnya...kembali...
hanya ummi dan abi...

hangat dekap yang kurasa....
taksatupun mampu membuatnya...
hanya ummi dan abi...

tatap lembut menentramkan...
taak satupun mampu menatapnya...
hanya ummi dan abi...
kasih sayang abadi ...
tak satupun menyemainya...
hanya ummi dan abi...
tak terbalaskan..
.sanggupkan aku membalasnya...

kala jarak telah terbentang...
hanya doa ...terlantum...
dalam tetes air mata rindu...

rabbi...jaga ummi dan abiku.....
abi faqoya sampanahan 10 feb 09

===============================================================

nuansa maha nyaman

hening....kerik jangkerik...
dzikir indah...yang kudengar...
bagai ritme..mars menggugah semangat...
nuansa maha nyaman...kurasakan...
hati terbuka..selebar-lebarnya...

bukan hanya ia yang berdzkir...
sayup...dzikir burung malam..
terhembus...kadang keras...kadang lemah...
bagai nyanyian yang mendayu...
nuansa maha nyaman kurasakan...

bukan hanya ia yang berdzikir...
bayu membelai daun sawit...
bergesek..seirama...
terbentuk symponi...kelewat apik...

bukan hanya ia yang berdzikir...
detak jantungku...berdetak teratur...
ikutkah ia berdzikir...
denyut nadiku..mengalir..berdesir...
ikutkan ia berdzikir...

nuansa maha nyaman kurasakan...
hati terbuka selebar-lebarnya...

Rabbi...
jadikan hamba..dalam golongan mereka...
buaikan hamba dalam rime mereka...
satukan hamba dalam symponi mereka
hanyutkan hamba dalam nyanyian mereka
biarkan jiwa ini melayang...dalam dekap..rahmatMU...
Rabbi...ajarkan aku satu saja...simponi.mereka
agar aku terseret..dalam buai...berdzikir padaMU...

Abi Faqoya
sampanahan 10 -02-09
ditemani berjuta dzikir hewan malam..yang bermunajat kepada Rabbnya...


===================================================================


akukah mujahid itu...


akukah mujahid itu...
bersenjatakan pena...berpelurukan kata...bermakna..
akukah mujahid itu...
kertaskah medan jihadku...

kala pena berlumur tinta...
setiap gores..menusuk...
harus menusuk..
setiap gores... membekas ...
harus membekas...

terhembus nafas dalam setiap untai...
terhembus dzikir..dalam setiap bait...
terhembus cinta dalam setiap kata...
terhembus amarah dalam setiap...jeda...

oh...senjata dengan peluru maha dahsyat...
kuatkah jiwa ...memegangnya...
bulir-bulir keringat tercecer...basahi kertas medan perjuangan...
akankah..ku kalah...atau...
atau keluar sebagai penyungging seyum...

kala tetes terakhir tintaku...
kala terakhir hembus nafasku..
kala tenggorokan tercekat sudah...
kehabisan kata bermakna...
Yang kuinginkan adalah...
dunia tersinar dengan sinar kemilau RabbNYA

akukah mujahid itu...


Abi Faqoya 3 Februari 2009
dalam pekatnya malam mengharap dunia terang berkat penaku...

=================================================================

Ujian Subuh
Badan kaku, lentur tak mau
Darah beku, cairpun tak mau
Mata tercolok berjuta kabut
telinga tak ingin terbuka malah mengkerut.
oh..
suara adzan terdengar serak,
berserak,
tak indah bentuknya
jika indah, mengapa kerik jengkerrik masih bergema
seakan ingin berkata aku lebih indah,
mengapa burung hantu masih sesegukan.
seakan menantang pada suara adzan

syarafku tertarik.
mengkerut.
takberkutik...selimut ini begitu apik,
tebal,
hangat,
tak pantas ditampik,
tidur lagi..ah..

aku tak lulus

abi Faqoya
3/04/09
mantewe dengan geli dan berharap semoga besok lulus ujian

2 komentar :

  1. wah wah tak nyangka abi faqoya ini puitis juga ya...biasa lelaki yg suka akan keindahan seni dari puisi atau gurindam biasanya romantis. siplah puisi buat sang istri dong ya :). af1 nih baru punya kesempatan ngobrak abrik saungnya dan meninggalkan jejak:).

    BalasHapus
  2. jazakillah bu linda, yah hanya puisi-puisi spontan aja kok,...nggak terkonsep begitu saja mengalir menulis yang apa aku rasakan...

    BalasHapus