Rabu, 08 April 2009

Warning this content for adult only and Islami (he..he..)

Belum lama ini aku dapat kiriman via email berupa artikel yang bagus sekali, sayang sipengirim tidak mencantumkan siapa penulis dari artikel ini,... artikel yang bagus tentang kehidupan berumah tangga, sehingga menggoda aku untuk menuliskannya disini, jika diantara pembaca tahu siapa penulisnya mohon ksih tahu aku, atau kebetulan anda sendiri penulisnya mohon konfirmasi ke kami, dan dengan ini aku mohon izinkepada anda untuk memposkan tulisan nada ini, tiada niat lain selain aku ingin berbagi kebaikan dengan orang lain...

lebih lengkapnya tulisannya begini:

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istriKhalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet. Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umarbin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetanistrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah.Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, taksepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja,mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itumengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupunlawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan,padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4.Apakah BP4 tersebut?

*1. Benteng Penjaga Api Neraka*
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkanpandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuatdarah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sangraksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagilaki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalahistri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azabyang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia danakhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaranapi, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dariliukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyidengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru.Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yangsalihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

*2. Pemelihara Rumah*
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelangmalam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul danterkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkanuang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga,memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darahtak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, denganpenuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yangsudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihararumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan halitu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin harisemakin membebani.

*3. Penjaga Penampilan*
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar.Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penatabusana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yangpantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila adayang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri.Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

*4. Pengasuh Anak-anak*

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilanbulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yangmenggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunasagar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah denganpertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunasmembanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yangmembuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan taklepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

*5. Penyedia Hidangan*
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras,beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Dimeja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayurasam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihianggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaranbumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istrisi juru masak.

Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuksuami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami. Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel.Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga dipundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka,memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak,menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri,tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala celadan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya,barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hinggatak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia takhanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagikeluarganya. WallahuAlam.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar