Jumat, 12 Juli 2013

Empat Perkara yang kita bermohon untuk dijauhkan oleh Allah SWT


Sahabat Embun Bening yang berbahagia… 

Ada sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, doa yang sangat kita perlukan, karena doa ini untuk menghindar dari perkara yang semuanya begitu penting untuk kita hindarkan, 

ada empat perkara penting dalam doa ini yang kita memohon kepada Allah SWT untuk dihindarkan yaitu, ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah kenyang, dan doa yang tidak dikabulkan. Sungguh kita akan menjadi orang yang sangat rugi jika keempat perkara ini mendekati kita, 

Keempat perkara tersebut sangat dahsyat sekali menyebabkan kerugian bagi diri kita, doa yang diajarkan oleh Rasul adalah: 

Allahuma ini au’dzubika min i’lmi la yanfa’, waminqolbi la yakhsya’, waminnafsi la tasyba’, wamin da’wati la yustajabulaha

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”(HR Muslim)

Ilmu yang tidak bermanfaat adalah segala macam ilmu yang tidak berfaedah sama sekali bagi dirinya dan bagi orang lain, kita memohon terhindar dari hal semacam ini, ilmu yang tidak bermanfaat tidak membawa diri ini menuju peningkatan iman kepada Allah SWT, malah justru menyebabkan keimanan kita semakin menipis, selayaknya semakin banyak kita tahu semakin menebal keimanan kita kepada Allah SWT, sehingga akan membawa kita akan bukti  kemahabesaran Allah SWT sang pencipta semua itu, dan pada akhirnya mampu menyeret kita untuk mengatakan “Ya Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia maha suci engkau dan jauhkan kami dari api neraka”. (QS Ali Imron:192)

Selain tidak membawa bekas sama sekali di dirikita, ilmu yang tidak bermanfaat juga tidak berdampak bagi lingkungan sekitar kita, selayaknya semakin banyak orang berilmu semakin banyak manfaat ilmunya bagi orang lain, sebaliknya orang yang memiliki tidak bermanfaat  justru akan berbuat kerusakan dengan ilmunya, tanpa keimanan maka ilmu yang banyak akan menyebabkan kerusakan yang dahysat.

Hati yang tidak khusu’, ini merupakan perkara kedua yang kita pintakan kepada Allah untuk dijauhkan dari diri kita, hati yang tidak khusu’.  Hati yang tidak tentram adalah warning, yang mengartikan bahwa tingkat keimanan kita sedang dalam masalah, karena keimanan seseorang berbanding lurus dengan ketentraman hatinya,  karena orang beriman selalu mengingat Allah SWT dimanapun mereka berada dan inilah yang menimbulkan ketentraman dalam hati mereka ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)

Hati yang tidak tenram, liar, selalu gelisah, dan tidak khusu’ sangat merugikan bagi pemiliknya, bukan hanya bagi pemiliknya bahkan bagi orang lain. Suatu pikiran adalah cerminan apa yang ada dihatinya, dan suatu perbuatan adalah refleksi dari apa yang dipikirkannya, bayangkan jika dalam hati seseorang yang ada adalah keburukan, maka akan meningkat menjadi pikiran yang buruk pula dan pada akhirnya akan menjadi tingkahlaku yang buruk, yang akan merugikan bagi dirinya dan bagi orang banyak.

Hati ibarat cermin jika kita melakukan kemaksiatan sekali maka akan terpercik kotoran satu percikan, jika dua kali terpercik dua percikan, dan jika sudah berulang kali hati akan tertutup dan sangat sulit untuk dibersihkan “dalam hati mereka ada penyakit dan Allah tambah penyakit itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta (QS Al Baqarah : 10), Allah telah menguci hati  dan pendengaran mereka, juga penglihatan mereka telah tertutup dan mereka akan mendapat azab yang berat (QS ALBaqarah :7)

Jika sudah begitu hati kita tidak akan dapat khusu’ kecuali dengan taubat Nashuha tobat yang sebenarnya. Marilah kita berlindung kepada Allah dari penyakit hati ini hati yang tidak khusu’

Nafsu yang tidak pernah kenyang, ini adalah penyakit yang banyak menghinggapi orang disegala zaman, yaitu orang-orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, padahal nafsu jika diperturutkan tidak akan selesai, karena nafsu ibarat fatamorgana dipadang tandus, dilihat seperti air padahal adalah pasir panas membara, dan kesudahan orang yang memperturutkan hawa nafsu adalah neraka, “maka adapun orang-orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh nerakalah tempat tinggalnya” (QS Annaziat:37-39).

Nafsu bukanlah untuk di kekang, namun juga bukan untuk diperturutkan secara bebas dan membabi buta, jika tidak ada nafsu dengan lawan jenis maka kelangsungan generasi manusia akan punah, jika tidak ada nafsu untuk makan maka kita akan lemah dan mati. Pemenuhan nafsu sesuai dengan proporsinya itulah yang diperlukan oleh manusia, kepandaian manusia untuk mengendalikan nafsu berhubungan erat dengan keimanannya, semakin tinggi tingkat keimanan seseorang semakin baik pengendalian hawa nafsunya, “dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya, danmenahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh syurgalah tempat tinggalnya (QS, Annaziat, 40-41),

Perturutan hawa nafsu yang tidak terkontrol akan mendatangkan dosa, sebaliknya penempatan hawa nafsu sesuai dengan proporsinya akan mendatangkan pahala, hal ini pernah ditanyakan para sahabat, dalam hadits berikut: “Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?” Rasulullah menjawab: ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang   menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim 1674)
  
 Doa yang tidak kabulkan, sungguh sangat merugi bagi seseorang yang mendapatkan perkara ini, oleh karena itu dalam doa ini, kita berlindung kepada Allah SWT dari perkara ini, doa yang tidak dikabulkan, kemana lagi kita akan memohon pertolongan jika bukan kepada Allah SWT, dan aduhai celakalah kita jika doa kita tidak didengar oleh Allah SWT. Penyebab dari doa yang tidak dikabulkan adalah Demi Allah yang  jiwaku berada ditangannya haruslah kamu menyebarkan kebaikan dan mencegah kejahatan atau kamu mendapat siksa dari Alah dan jika kamu berdoa tidak diterima dari kamu (HR Attarmidzi), jika ingin doa dikabulkan oleh Allah SWT syaratnya adalah kita terusmenerus dalam kebenaran, beriman kepada Allah dan selalu menjalankan perintahnya hal ini juga diungkapkan dalam Al Qur’an “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)

Jadi marilah kita selalu beroda kepada Allah akan perkara yang sangat penting ini, selain berdoa kita juga berusaha melengkapi syarat-syaratnya, 
Itulah keempat perkara yang dengan doa ini kita memohon kepada Alalh untuk dihindarkan, so… setelah kajian ini mari kita tekatkan untuk menghafalnya kemudian mengamalkannya di waktu-waktu yang tepat untuk beroa seperti sesudah shalat fardhu. Semoga Allah SWT berkenan menjauhkan kita dari keempat perkara tersebut. Ammiin Ya Rabb

Wallahu a’lam
Admin Embun Bening.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar