Sahabat Embun Bening yang berbahagia…
Ada sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, doa yang
sangat kita perlukan, karena doa ini untuk menghindar dari perkara yang
semuanya begitu penting untuk kita hindarkan,
ada empat perkara penting dalam
doa ini yang kita memohon kepada Allah SWT untuk dihindarkan yaitu, ilmu yang
tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah kenyang, dan
doa yang tidak dikabulkan. Sungguh kita akan menjadi orang yang sangat rugi
jika keempat perkara ini mendekati kita,
Keempat perkara tersebut sangat
dahsyat sekali menyebabkan kerugian bagi diri kita, doa yang diajarkan oleh
Rasul adalah:
Allahuma ini au’dzubika min i’lmi la yanfa’, waminqolbi la
yakhsya’, waminnafsi la tasyba’, wamin da’wati la yustajabulaha
“Ya Allah,
aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak
khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak
dikabulkan.”(HR Muslim)
Ilmu yang tidak bermanfaat adalah segala macam ilmu yang
tidak berfaedah sama sekali bagi dirinya dan bagi orang lain, kita memohon
terhindar dari hal semacam ini, ilmu yang tidak bermanfaat tidak membawa diri
ini menuju peningkatan iman kepada Allah SWT, malah justru menyebabkan keimanan
kita semakin menipis, selayaknya semakin banyak kita tahu semakin menebal
keimanan kita kepada Allah SWT, sehingga akan membawa kita akan bukti kemahabesaran Allah SWT sang pencipta semua
itu, dan pada akhirnya mampu menyeret kita untuk mengatakan “Ya Tuhan kami
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia maha suci engkau dan jauhkan kami
dari api neraka”. (QS Ali Imron:192)
Selain tidak membawa bekas sama sekali di dirikita, ilmu
yang tidak bermanfaat juga tidak berdampak bagi lingkungan sekitar kita,
selayaknya semakin banyak orang berilmu semakin banyak manfaat ilmunya bagi
orang lain, sebaliknya orang yang memiliki tidak bermanfaat justru akan berbuat kerusakan dengan ilmunya,
tanpa keimanan maka ilmu yang banyak akan menyebabkan kerusakan yang dahysat.
Hati yang tidak khusu’, ini merupakan perkara kedua yang
kita pintakan kepada Allah untuk dijauhkan dari diri kita, hati yang tidak
khusu’. Hati yang tidak tentram adalah
warning, yang mengartikan bahwa tingkat keimanan kita sedang dalam masalah,
karena keimanan seseorang berbanding lurus dengan ketentraman hatinya, karena orang beriman selalu mengingat Allah
SWT dimanapun mereka berada dan inilah yang menimbulkan ketentraman dalam hati
mereka ”(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du ayat 28)
Hati yang tidak tenram, liar, selalu gelisah, dan tidak
khusu’ sangat merugikan bagi pemiliknya, bukan hanya bagi pemiliknya bahkan
bagi orang lain. Suatu pikiran adalah cerminan apa yang ada dihatinya, dan
suatu perbuatan adalah refleksi dari apa yang dipikirkannya, bayangkan jika
dalam hati seseorang yang ada adalah keburukan, maka akan meningkat menjadi
pikiran yang buruk pula dan pada akhirnya akan menjadi tingkahlaku yang buruk,
yang akan merugikan bagi dirinya dan bagi orang banyak.
Hati ibarat cermin jika kita melakukan kemaksiatan sekali
maka akan terpercik kotoran satu percikan, jika dua kali terpercik dua
percikan, dan jika sudah berulang kali hati akan tertutup dan sangat sulit
untuk dibersihkan “dalam hati mereka ada penyakit dan Allah tambah penyakit
itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta (QS Al Baqarah :
10), Allah telah menguci hati dan
pendengaran mereka, juga penglihatan mereka telah tertutup dan mereka akan
mendapat azab yang berat (QS ALBaqarah :7)
Jika sudah begitu hati kita tidak akan dapat khusu’ kecuali
dengan taubat Nashuha tobat yang sebenarnya. Marilah kita berlindung kepada
Allah dari penyakit hati ini hati yang tidak khusu’
Nafsu yang tidak pernah kenyang, ini adalah penyakit yang
banyak menghinggapi orang disegala zaman, yaitu orang-orang yang selalu
memperturutkan hawa nafsunya, padahal nafsu jika diperturutkan tidak akan
selesai, karena nafsu ibarat fatamorgana dipadang tandus, dilihat seperti air
padahal adalah pasir panas membara, dan kesudahan orang yang memperturutkan
hawa nafsu adalah neraka, “maka adapun orang-orang yang melampaui batas, dan
lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh nerakalah tempat tinggalnya”
(QS Annaziat:37-39).
Nafsu bukanlah untuk di kekang, namun juga bukan untuk
diperturutkan secara bebas dan membabi buta, jika tidak ada nafsu dengan lawan
jenis maka kelangsungan generasi manusia akan punah, jika tidak ada nafsu untuk
makan maka kita akan lemah dan mati. Pemenuhan nafsu sesuai dengan proporsinya
itulah yang diperlukan oleh manusia, kepandaian manusia untuk mengendalikan
nafsu berhubungan erat dengan keimanannya, semakin tinggi tingkat keimanan
seseorang semakin baik pengendalian hawa nafsunya, “dan adapun orang-orang yang
takut kepada kebesaran Tuhannya, danmenahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
maka sungguh syurgalah tempat tinggalnya (QS, Annaziat, 40-41),
Perturutan hawa nafsu yang tidak terkontrol akan
mendatangkan dosa, sebaliknya penempatan hawa nafsu sesuai dengan proporsinya
akan mendatangkan pahala, hal ini pernah ditanyakan para sahabat, dalam hadits
berikut: “Sesungguhnya di antara
sahabat Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
ada yang berkata:”Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala,
mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat, dan mereka
berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta
mereka.” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah?
Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah,
tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah
sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah dan bersetubuhnya seorang
kamu dengan istrinya adalah sedekah.” Mereka bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah
jika salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, apakah ia mendapat pahala?”
Rasulullah menjawab: ”Tidakkah kamu tahu, apabila seseorang
menyalurkan syahwatnya pada yang haram, dia berdosa? Demikian pula
apabila disalurkannya kepada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR Muslim 1674)
Doa yang tidak
kabulkan, sungguh sangat merugi bagi seseorang yang mendapatkan perkara ini,
oleh karena itu dalam doa ini, kita berlindung kepada Allah SWT dari perkara
ini, doa yang tidak dikabulkan, kemana lagi kita akan memohon pertolongan jika
bukan kepada Allah SWT, dan aduhai celakalah kita jika doa kita tidak didengar
oleh Allah SWT. Penyebab dari doa yang tidak dikabulkan adalah Demi Allah
yang jiwaku berada ditangannya haruslah
kamu menyebarkan kebaikan dan mencegah kejahatan atau kamu mendapat siksa dari
Alah dan jika kamu berdoa tidak diterima dari kamu (HR Attarmidzi), jika ingin
doa dikabulkan oleh Allah SWT syaratnya adalah kita terusmenerus dalam
kebenaran, beriman kepada Allah dan selalu menjalankan perintahnya hal ini juga
diungkapkan dalam Al Qur’an “Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS Al-Baqarah ayat 186)
Jadi marilah kita selalu beroda kepada Allah akan perkara
yang sangat penting ini, selain berdoa kita juga berusaha melengkapi
syarat-syaratnya,
Itulah keempat perkara yang dengan doa ini kita memohon
kepada Alalh untuk dihindarkan, so… setelah kajian ini mari kita tekatkan untuk
menghafalnya kemudian mengamalkannya di waktu-waktu yang tepat untuk beroa seperti
sesudah shalat fardhu. Semoga Allah SWT berkenan menjauhkan kita dari keempat
perkara tersebut. Ammiin Ya Rabb
Wallahu a’lam
Admin Embun Bening.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar