Perkenalkan aku adalah Rolex, siapa yang tak kenal aku, aku
dan saudara-saudaraku satu pabrikan, telah menyebar keseluruh dunia, ada yang
ke Eropa, Amerika, sedang aku ditakdirkan hidup di Indonesia, keseharianku
menemani tuanku, Raymond seorang kaya, bahkan super kaya di kota Jakarta.
Persahabatan kami berawal saat tuanku Raymond membeliku di toko jam paling
terkenal di kota Malang, karena tampangku memang keren jika dibandingkan dengan
jam-jam yang lain, maka begitu melihatku tuanku itu langsung jatuh hati padaku,
bagaimana tidak tubuhku yang kokoh di balut oleh stainless steel berkualitas
tinggi, dan fiturku dipenuhi dengan teknologi mutakir.
Pertama aku di bawa oleh tuanku, tidak langsung kerumah ,
tetapi ke kantornya, kantor yang begitu megah di bilangan jalan MH Thamrin
Jakarta, “Yihuui..!!” hatiku bersorak,
gak malu-maluin lah aku ternyata dimiliki oleh seorang esekutif muda, “slamat
siang Pak” sapa seorang pekerja dengan hormatnya, “Siang Niko”, tuanku
menjawab, aku penasaran apasih jabatan tuanku ini, sehingga semua pekerja
begitu hormat padanya. Rasa penasaranku terjawab ketika aku diajak ke ruang
kerjanya, didepan pintunya tertulis Raymond Handoyo VP Funding/Accounting, “hah gile.. ternyata
tuan Raymond adalah seorang VP di perusahan ini, hatiku senang bukan main.
Hari telah sore tak
terasa sudah 5 jam aku menemaninya di ruang kerjanya, 5 jam di sana aku tidak
melihat dia mengerjakan sesuatu yang penting diruang kerjanya, hanya telpon
sana-telpon sini, ada beberapa nama telah kuingat, alex, juwita, Erwin, dan
beberapa nama lagi, anehnya semua pembicaraan bukan masalah pekerjaan, tetapi
hanya obrolan senda gurau yang tak penting.
Dalam perjalanan pulang kerumahnya masih saja tuanku menelpon beberapa
kali “ Win.. gua lagi nggak bisa pergi keluar nih malam ini, loe tau sendiri
kan gua baru aja datang dari Malang, besok malam aja ya, jangan lupa ajak tuh
ceweklu si juwita, juga alex, dan beberapa temen laen pokoknya besok malam gua
mau happy, loe semua gua traktir.. oke..”, rupanya tuanku ini menelpon kembali
temanya yang bernama Erwin, yang sudah beberapa kali siang tadi ditelponya, “
ok..plend.. siip lah siapa sih yang berani menolak ajakan Raymond Handoyo VP
F/A muda PT Ireng Persada Jaya,” haa,,ha,, emang bisa aje loe win.. udah ah gua
ngantuk, gua lagi dimobil nih rumah masih jauh gua tidur dulu.
Tak terasa telah dua tahun hari-hari kulalui bersamanya,
hari-hari yang begitu glamor, namun kelam penuh dengan kegiatan hura-hura
belaka, setiap hari hanya kulalui di kantor megah tuan Raymond, aku selalu
berada di pergelangan tangan kanannya, melalui siang dengan kesiaan di ruang
kerjanya, dan melalui malam dengan hura-hura, dugem, berpindah dari diskotik
kediskotik, café ke café, bahkan beberapa minggu tuanku Raymond telah sangat
melampaui batas dia sudah berteman dengan narkoba dan miras, dan dia begitu
enjoy menikmatinya. Akupun sudah banyak
kenalan dengan sesama jam, ada si Seiko kinetik yang selalu ada dipergelangan
tangan Erwin, atau Bonia Women sijamtangan
wanita dengan tuannya Bu Juwita dan beberapa jam yang semua berkelas dan
dimiliki oleh para eksekutif muda sekelas tuanku Raymond. Aku bertemu mereka di
tempat-tempat masksiat seperti bar, diskotik dan café-café di tengah kota
Jakarta ini.
Hampir semua eksekutif di kantor Tuanku Raymond berperilaku
yang sama, hingga suatu saat aku menemukan perbedaan dari seorang eksekutif
baru, Beliau adalah Agus, usianya tidak jauh dengan tuanku, kulirik jam di
pergelangan tangan kanannya “yah…payah.. hanya Mirage yang banyak dijual
dipinggiran jalan, seharga paling mahal seratus ribu”, Pertama kali bertemu
dengan si mirage ini dalam suatu meeting, dimana tuanku dan tuannya sama-sama
hadir, kulihat wajah kawan baruku ini sangat cerah, dan tenang, seakan hidupnya
sangat fresh dan segar, sangat cocok sekali dia dengan sang tuan, kulirik
bergantian dari jamnya kemudian tuannya kembali lagi ke jamnya, wajah-wajah
yang sangat teduh, tenang dan damai apalagi tuannya yang belakangan ku tahu
bernama Agus Wijayana, aku belum tahu apakah seperti itu wajah para malaikat,
karena aku belum melihatnya, namun dalam persepsiku mungkin seperti raut
wajah itu.
Kemudian kulihat
diriku, kutemui diriku sebuah jam yang lelah, kusut, kusam, karena kesehariannya
menemani tuan yang berkebiasaan buruk, lalu kulirik tuan Raymondku, perbedaan
yang sangat mencolok, jika dibandingkan dengan raut wajah sang malaikat itu,
kutemui raut yang gelisah, seakan beban berat sedang di pundaknya, padahal
kesehariannya hanya hura-hura belaka, entah apa yang menyebabkan seperti itu. “Hey
Kawan.. kenalkan namaku rolex”, Aku memecah kebuntuan. “ohh iya.. kenalkan juga
aku mirage”, jawabnya, kemudian ia angkat bicara lagi tuanmu VP juga ya, “iya”,
jawabku sekenanya, “kenapa kau tampak letih sekali kawan”, ia bertanya lagi,
aku menjawab dengan jujur, karena memang didunia kami para jam kami tidak bisa
berdusta, tidak seperti dunia manusia kedustaan dimana-mana, “ aku habis
menemani tuanku Dugem hingga dinihari, sampai saat ini aku sangat mengantuk”.
“kenapa tuanmu tidak sengantuk kau”, “oo.. karena tuanku selalu meminum
suplemen sejenis doping lah sehingga dia bisa tegar seperti itu”, “sedangkau
juga tampak lelah kawan” tanyaku. Lalu dia menjawab “iya tadi malam di
sepertiga malam tuanku Agus bangun kemudian membawaku dalam khusuk shalat
malamnya, jika sudah begini ia akan menangis,dan akupun akan tak kuat diri
hingga ikut menangis”,”hah.. apa enaknya melewati malam dengan tuan yang shalat
dan menangis” pikirku, tapi memang ada kulihat kelelahan juga di mata Agus,
tetapi kelelahan dengan rona yang berbeda jika di banding dengan tuanku
Raymond, Nampak wajah Agus bercahaya dan berkharisma.
“Pak Agus coba anda jelaskan kosep rekrut yang baru, kami
minta inovasi baru dari anda, anda adalah VP HRD, itu adalah tanggung jawab
anda”, kata Bapak Lim Whi Cou CEO perusahaan ini, “yess..” aku ingin tahu
apakah si malaikat ini professional dalam bidangnya atau tidak. “Terimakasih
Pak Lim, jika saya perhatikan paparan
Bapak barusan bahwa sudah banyak terjadi kebocoran-kebocoran anggaran kita,
saya pikir di perusahaan kita sudah banyak orang-orang yang pintar, namun
kepintarannya itu untuk memintari management, oleh karena itu saya melihat
bahwa dalam proses perekrutan tolok ukur yang dilihat oleh HR pendahulu saya
hanyalah Skill, dan performance fisik saja”. “wah banyak juga bicaranya si
malaikat ini”, fikirku, “terkesima ya” si mirage tiba-tiba mengagetkanku, “itu
belum seberapa kawan tuanku Agus kalau sudah berbicara seperti menghipnotis
pendengarnya itulah yang sering disebut Qaulan Baligho, kata-kata yang berbobot,
dan berdasar,” “iya-iya, terang aja kamu memujinya karena ia tuanmu”,
“yang diperlukan sekarang adalah proses perekrutan yang
dapat melihat budi pekerti, integritas,
dan latar belakang religinya,” “ok,ok.. lalu bagaimana mekanismenya” Pak
Lim memotong pembicaraan, ”Begini, di
awal saya akan koordinasi dengan para staff kita dari seluruh departement yang
terlihat sisi religinya menonjol diantara yang lain dari berbagai agama,
targetnya adalah tercipta suatu alat ukur
yang dapat mengukur tingkat integritas, budi pekerti, dan dasar religi
sesuai dengan agama masing-masing, proses perekrutan yang pertama kali
dilakukan adalah ini, kemudian baru dilanjutkan dengan proses sebagaimana
biasanya, kita gunakan alat ukur skill, psikologi, dan kesehatan”. “ Ok ..
dapat kita coba kapan mulai dilakukan koordinasi antar department itu,” Pak Lim
bertanya lagi, Mulai minggu depan Pak, “Baik aku setuju”, tiba-tiba tuanku
Raymond tunjuk tangan dan berkata “maaf Pak saya fikir konsep itu sangat
konyol, dan tidak masuk akal, mana dapat religi seserang dihitung”, “Bapak
Raymond dari list yang dibuat oleh
rekan-rekan staff yang ditunjuk, nanti
kami dari HRD yang akan membuat kisi-kisinya, kami akan melihat point-point yg sangat
krusisal, yah memang tidak akan tepat sekali pasti ada deviasinya, namun kami
akan meminimalisirkannya”, “tidak semudah itu Pak”, misalkan saya sebagai
peserta yang akan direkrut, akan saya buat hal-hal yang baik-baik saja walaupun
keseharian saya buruk”, Kemudian Pak Lim angkat bicara “ sudahlah Pak Raymond,
kitakan belum tahu hasilnya baik atau buruk, jika Pak Agus yakin akan berhasil,
mengapa tidak kita kasih kesempatan dia”, seakan tak mau menyerah tuanku
Raymond menjawab,”masalahnya adalah jika cost kita sudah keluar untuk membiayai
rencana konyol ini, kemudian hasilnya gagal maka akan menghamburkan uang
perusahaan”, “Pak Rymond bapak membicarakan penghamburan uang perusahaan
sedangkan banyak kebocoran anggaran di perusahaan ini dari depertement Bapak,
kali ini Pak Lim berbicara agak keras”, mendadak pucat pasi wajah tuan Raymond,
dan dia tidak berbicara lagi, hanya lirik matanya tajam kearah Pak Agus tuan
dari mirage. sejak itu tidak ada pembicaraan lagi antara aku dengan mirage, aku
merasa sangat tidak enak hati atas ulan tuanku tadi. Sedang meeting terus
berlanjut.” Hal selanjutnya yang akan kami usulkan adalah audit integral
menyeluruh ditiap department hingga kelihatan department manakah yang paling
banyak kebocorananggarannya, kita ivestigasi, dn jika perlu kita pangkas orang-orang
yang terbukti bersalah, Ibarat koreng kita harus amputasi untuk mengantisipasi
agar tidak menular kebagian tubuh yang lain, “Wahduh.. bisa gawat ini… aku tahu persis bahwa kebocorananggaran
yang terbanyak adalah di department F/A karena aku sebagai jam tangan VP F/A
selalu menyaksikan segala kecurangan yang dilakukan oleh tuanku.
Kecurangan-kecurangan yang dilakukan hanya untuk biaya kesenangan malam bersama
teman-temannya.
____________oooo000oooo______________
Tubuh yang tadinya selalu dibalut jas dan dasi rapi kali ini
hanya berbalut seragam lapas yang tadinya gamour ini kini jadi pesakitan dibalik jeruji
besi, ya Tuanku Raymond atas pemeriksaan
audit terbukti bersalah melakukan penggelapan dana perusahaan, dan aku sekarang
sudah tidak lagi di pergelangan tangannya, aku sudah berpindah tuan, karena aku
sudah dirampas dari tuanku oleh seorang pentolan napi, yaitu bang Sanif. Tuanku
Raymond hanya pasrah saat tubuhku ditarik paksa dari pergelangannya. “Pak
Raymond anda kedatangan tamu mohon temui di ruang jenguk”, suara sipir penjara mengagetkanku juga dirinya. “Juga anda Bang
Sanif”, sukurlah ternyata tuanku sanif juga kedatangan tamu, mantan tuanku
Raymond dan tuanku sanif duduk bersebelahan sehingga aku masih bisa melihat dan
mendengar percakapan yang terjadi antara Raymond dan tamunya. Lima menit
berlalu ternyata yang datang adalah Pak Agus VP HRD dan Si mirage yang setia
dipergelangan tangannya, aku bisa menyapa mirage, “apakaba mirage, Sapaku, “Aku
Baik Saja, kenapa kau bisa ditangan lelaki seram itu?” Tanya mirage, “sudahlah ceritanya panjang biasa
rampasan pentolan napi kepada napi yang lebih lemah, siapa yang kuat dia yang
berkuasa, bagaimana kabar dikantor?”, “ dikantor sekarang relatif lebih baik
setelah banyak orang-orang baru yang religius di rekrut, keadaan keuangan
perusahaan stabil bahkan cenderung meningkat, oh..ya kau belum tahu kan
ternyata mantan tuanmu itu berkomplot dengan Pak Erwin itu tuannya Seiko
kinetik, Ibu Juwita tuannya Bonia Women, dan Pak Alex tuan dari Rado, Pak Erwin
dan Pak Alex saat ini sedang disidang, sedang Ibu juwita stress bagai orang
gila bahkan dalam kondisi hamil lagi, katanya anak dari Pak Raymond”, aku tidak
kaget lagi mendengar berita ini, karena
akulah saksi dari semua kejadian kehidupan Pak Raymond ya semua itu.
“Pergi kau.. mengapa datang kesini, mau menertawakan aku
kan?, belum puas kau lihat keadaan ku ini”, Pak Raymond mantan tuanku
berteriak-teriak bagai kesurupan, hingga membuat kaget sipir penjaga, “Diam
kau”, Bentak sang sipir. Lalu dengan lemah lembut Pak Agus berkata “bukan
begitu Pak Raymond, saya sebagai seorang kawan, sengaja menjenguk Bapak, untuk
sharing, bercerita, yang terpenting lagi adalah bersilaturahmi”, suara itu
begitu lembut bagai menyiram hati ku dengan kesejukan, akupikir begitu juga
dengan hati Pak Raymond, dan betul juga yah, semenjak Pak Raymond di penjara
tidak ada satu orang pun kawan datang menjenguk, sekedar bersilaturahmi apalagi
bersedia menjadi teman share, dan pelipur lara, padahal dahulu pada masa jayanya
banyak sekali orang yang mengaku temannya, begitulah dunia manusia berteman
jika ada maunya, untung aku bukan manusia hanya sebuah jam tangan. Ya selama
ini baru Pak Agus seorang yang berkunjung kesini, “Tidak aku tidak butuh di
kunjungi, aku tidak perlu kau kasihani”, “Pak Raymond aku fikir Bapak pasti
perlu teman untuk berbagi, bercerita mengungkapkan isi hati, aku siapkan diri
ini untuk itu Pak”, kata-kata itu menurutku sangat tulus dari seorang kawan,
tapi entah jika bagi Pak Raymond, “ Pak Raymond hari kedepan untuk Bapak masih
panjang jangan disiakan, sudahlah hari-hari lalu cukup sudah untuk bahan
pelajaran, manusia adalah tempatnya salah, dan kata rasul SAW sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang bertobat setelah melakukan kesalahan”. Aku semakin
salut pada Pak Agus selain orang yang mapan sebagai eksekutif muda, dia juga
memiliki tingkat relius yang tinggi, andai aku memilki tuan seperti ia, sejenak
kulirik tuanku saat ini Bang Sanif pentolan napi yang berkuas adi rutan ini,
yahh mungkin sudah nasipku!!.
Kulihat raut wajah Pak Raymond mulai teduh, ada butir-butir
Kristal bening di sudut matanya, ya ia menangis, tuanku yang selama ini tidak
pernah menangis, hidupnya selalu dipenuhi dengan tawa dan hura-hura saat ini
menangis, semakin lama semakin jelas terdengar, hingga pada akhirnya tangis
itupun pecah dia tergugu.. “ingatlah Pak Raymond jika dosa kita membumbung
tinggi, maka Rahmat dan pengampunan Allah SWT akan melakin luas, pasti dia
ampuni segala dosa kita. “Pak Agus betul
kata Bapak, saatnya saya minta maaf pada Bapak, dan bertobat pada Allah SWT,
kemudian tangisnya pecahnya kembali.. jika tidak ada penghalang kaca mungkin
mereka sudah berpelukan tetapi yang bisa dilakukan hanya berpegangan tangan ,bukan
lagi sebagai musuh tetapi sebagai teman sejati. “Pak Agus saya merasa banyak
terimakasih, titip salam saya untuk teman-teman dikantor”, “Baik Pak Raymond
saya pamit dulu, dan baik-baiklah menjaga diri ,
“Ya Allah,.. ampunilah segala dosa-dosaku,.. segala khilafku
saat-saat lalu, kusering melanggar laranganmu saat sadar maupun tidak, ya Rabb, hamba
malu menghadapMu jika mengingat kesalahan yang telah hamba perbuat, namun jika
hamba ingat betapa rahmatMu begitu luas untuk para hambaMu yang mau bertobat,
maka keberanian hamba bangkit untuk memohon ampun dn bermunajat kepadaMu”,
samar-samar terdengar lantunan doa Pak Raymon, ya sejak kunjungan Pak Agus ke
Lapas ini, kemarin ada perubahan dalam diri Pak Raymond, Beliau selalu shalat
lima waktu, airmata bercucuran kala Beliau berdoa seperti saat ini, isak
tangisnya beriringan dengan suara doa lirih beliau, aku saksi hidupnya hanya
bisa senang, andai aku mendampinginya saat-saat seperti ini dipergelangan
tangannya betapa bahagianya aku, sekarang saat Pak Raymond telah berubah aku
masih saja berada ditangan orang yang berperilaku buruk ya dipergelangan tangan
Bang sanif seorang pentolan napi di lapas ini…
TAMAT
Itulah akibatnya jika Rolex hanya digunakan untuk pamer.
BalasHapus