Kamis, 29 Januari 2015

Sepenggal dialog dalam lakon Petruk dadi ratu

sepenggal dialog antara Ki kurah Semar dengan para Satria negeri Amartha dalam lakon Petruk Dadi Ratu.....
"weeeeee anakku ngger Nolo Gareng Bagong, juga para Bendaraku Yudhistira, Werkudoro, Arjuna cah bagus, juga sikembar Nakula dan Sadewa" K ilurah Semar memulai pembicaraan
"nggeh mo" jawab Gareng
"iyo mo" jawab Bagong
"nggeh Kilurah" jawab Yudhistira
"iyo Bodronoyo" jawab werkudoro
"kawulo No'non Kilurah" Jawab arjuna
"Kulo ngastuaken dawuh" jawab Nakula dan Sadewo serempak
dan secara berganti mereka para petinggi Negeri Amartha memberikan penghormatan kepada Semar. memang Semar walaupun jabatannya hanya punakawan tetapi sudah terkenal kearifannya, maka demi kemajuan negeri Amartha beliau berinisiatif memanggil para petingg negeri. hal ini dirasa perlu karena sejak diangkatnya Petruk jadi raja, dirasa keadaan negeri bukan semakin baik malah sebaliknya harga BBM melambung tinggi diiringi dengan harga barang-barang lainnya, bukan hanya hal itu saja semakin hari keadaan semakin mengkhawatirkan, bahkan sekarang terjadi perang dingin dua lembaga penting negara, mungkin karena si Petruk belum bisa menjadi Raja.
"weeeee... anak-anakku dan bendoroku semua, sengaja kalian saya kumpulkan karena saya merasa sejak Petruk jadi Ratu keadaan negeri semakin kacau, maka dengarkan nasehat-nasehat saya" Ki Lurah Semar memulai lagi pembicaraannya nampak semakin serius kerut wajahnya menjadi tegang, namun garis-garis kebijaksanaan tergurat jelas di wajahnya.
"kita semua harus mendukung Petruk dalam melaksanakan tugasnya, karena Petruk kurang cakap, maka seharusnya seluruh unsur negara ini membantunya, bukan malah membuatnya bingung, yang sudah terjadi sudahlah kalian semua sudah memilihnya, ya salah sendiri kenapa kalian memilihnya, kalau saya sih tidak, namun bukan itu yang jadi persoalan, kita sudah tahu dia tidak becus kerja maka kita harus membantunya, menyokongnya, kasihankan dia kalau di buat bingung terus" kilurah berbicara dengan berapi-api jambulnya turun naik mengikuti gerak tubuhnya.
"Negara Amartha perlu stabilitas yang kuat, keadaan aman damai perlu kita pertontonkan ke dunia internasional, juga pada rakyat kita sendiri, dengan rakyat merasa aman maka mereka akan damai, demikian juga jika negara lain merasa negara kita aman, maka para investor akan berdatangan, negara menjadi makmur gemah ripah loh jinawi. Maka ayoo kita dukung, kalau dia tidak bisa sesuatu ya diajari, kalau dia minta sesuatu ya kita turuti kita harus bersabar punya pemimpin macam petruk yang nggak iso opo-opo, demi negara Amartha yang kita cintai bersama ini. Jangan ada niat dari kalian untuk menjatuhkannya, kudeta misalnya jika terjadi kisruh yang kasian rakyat kita juga, bila terjadi kisruh dunia akan memandang negara kita negara tak aman, dan tidak stabil sekali lagi pesanku jangan bikin citra negara kita rusak dimata dunia, cam kan itu ya.....!!!!!" suasana hening sesaat angin sepoy-sepoy berhembus menambah keheningan ruang aula negara Amartha yang luas itu.
"minimal bersabarlah kalian hingga masa jabatan petruk berakhir, nah jika sudah berakhir, baru kalian memilih lagi, jangan salah pilih orang seperti dia lagi, cukup sudah kali ini jadi pelajaran kita bersama.
"nggeeeeeehhhhh... dengan serempak yang hadir berbicara, perlahan semangat itu muncul dalam dada setiap yang hadir semangat untuk mendukung si petruk dengan apa yang mereka miliki, dan optimisme tiba tiba menyeruak dalam dada masing masing, optimis negara Amartha akan jaya jika ditopang bersama, dan tidak dibenani pada diri sipetruk seorang,...memang jika Kilurah sudah bicara anginpun akan berhenti berhembus, burung akan berhenti berkicau, panas mentari akan meneduh, seakan semua makhluk menyimak pembicaraannya
Demikian sepenggal kisan dalam lakon Petruk Dadi Ratu, yang sudah sangat melenceng dari pakemnya karena dalangnya sudah kesemutan kebanyakan duduk sambil makan kerupuk.... whuaaaa..ha..ha..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar