Kamis, 22 April 2010

Salahkah kita bercanda

Bismillahirahmaanirrahiim,

Sahabat Pengunjung SAUNG HIJAU PAWEWET yang semoga kita semua mendapat rahmat, hidayah, dan barokah Allah SWT,

Dalam hidup ini kita sebagai mahluk sosial pasti berinteraksi dengan sesama kita, manusia-manusia lain disekeliling kita, seperti keluarga kita, tetangga kita, teman sekelas, sekantor, dan lingkungan atau komunitas-komunitas diluar diri kita. Salah satu jenis "interaksi" itu adalah bercanda. kali ini Pawewet mencoba untuk membahas hal ini, pawewet akan merujuk dari salah satu rujukan sebuah buku, tipis namun praktis yang berjudul "Senyum dan Tangis Rasululllah" karya Ahmad Musthafa Qasim Ath-Thahthawy, terbitan Pustaka Al Kautsar.

Canda sesuatu yang unik dari peradaban manusia, yang satu ini memang sudah menjadi fitrah manusia, bahkan mungkin fitrah makhluq Allah SWT yang lain, sering kita menyaksikan beberapa anak kucing bercanda satu sama lain, saling kejar cakar, bahkan gigit namun jika kita perhatikan tidak satupun cakarannya maupun gigitannya mencederai kawan bercandanya. dari prilaku hewan tersebut dapat kita pelajari mungkin itu hakikat canda yang baik,...TIDAK MENCEDERAI...

Kita sebagai manusia kadang bercanda namun membuat kawan kita "tercedera",..sering kita mencampur adukan canda dengan olok-olok, atau bahkan mengejek sehingga mencederai hati kawan kita.

Banyak orang jaman kini yang merancukan antara canda yang disyariatkan dengan canda yang bersifat olok-olok dan mengejek orang lain. Mereka tidak membedakan dua visi ini dan menjadikan satu bentuk,Dalam hal ini Al Imam Al-Jailany dalam Syarh Al-adabul- Mufrad, ketika membedakan antara keduanya Dia berkata "Canda artinya berbicara secara ramah dan menciptakan kegembiraan kepada orang lain tanpa kata-kata yang menyakiti. Jadi disini ada perbedaan antara canda dan olok-olok canda adalah sesuatu yang dianjurkan terhadap saudara, kawan dan rekanselagi tidak ada kata-kata yang menyinggung perasaan, tidak menyakiti, tidak ada dampaknya, tidak menuduh, tidak menghibah, dan tidak merendahkanmartabat orang lain. sebab canda bisa melepaskan beban hati dan kepenatan sehabis bekerja, namun hati-hati canda yang disertai dengan perkataan yang tidak seronok bisa menimbulkan kedengkian yang terpendam dalam hati.

sering kali kita jika berkumpul dalam kerumunan kerabat, atau kawan kita, kita bercanda namun candanya berisi memojokkan, atau merendah salah seorang kawan kita dengan harapan kita dapat menimbulakn gelak tawa kawan-kawan yang lain,... mungkin saat itu kita tertawa lepas,. dan kawan-kawan kita yang lain tertawa, bahkan sidia yang kita jadikan bahan tertawaan itu bahkan tertawa pula, namun apakah kita tahu isi hatinya???.

terkadang situasi seperti itu juga sering menimpa pawewet pengalaman nih ye..he..he....dijadikan objek "canda" yang tidak sehat tadi,..sebelum membaca buku ini (rujukan seperti tertulis di atas) timbul juga walau sesaat perasaan kesal, ingin marah, dan ingin berontak, namun setelah membaca buku ini, pawewet menjadi maklum bahwa belum semua orang tahu apa hakekat canda menurut Islam, dan bagaimana suri tauladan kita yaitu Rasulullah bercanda

Pengujung SAUNG HIJAU PAWEWET yang berbahagia..

salah satu group pelawak di negeri ini terkenal dengan ungkapannya "Chating" chanda itu penting, memang canda sangat penting bagi kehidupan, para imam berkata "Terlalu banyak canda dan keluar dari batas kewajaran bisa menurunkan wibawa dan kharisma, tetapi sama sekali tidak becanda, sama dengan menjauhi sunnah dan peri kehidupan nubuwwah, jadi bagaimana donk...?????, Yang diperintahkan ialah mengikuti sunnah beliau, dan yang paling baik adalah memilih cara pertengahan dalan segala urusan.

Boleh bercanda selagi yang dimaksudkan untuk menciptakan hubungan yang mesra, tawadhu'dihdapan orang-orang,menimbulkan kesenangan dalam hati mereka, tanpa harus menyinggung kehormatan siapapun. Canda seseorang dengan anggota keluarganya dan bersikap ramah terhadap mereka adalah jati diri orang muslim dan akhlaq para nabi. Umar BinKhatab R.A berkata" seorang lelaki ditengah keluarganya hendaklah menjadi seperti anak kecil. Tapi jika dicari apa yang ada dalam dirinya maka tampak sosok dirinya sebagai orang dewasa.

lihatlah bagaimana Rasul kita bercanda dengan anak dan cucunya, bagaimana punggung beliau diduki oleh Hasan dan husein cucu tercinta beliau, beliau laksana kuda, tawa ceria membahana seisi ruangan kala itu. padahal beliau adalah pemimpin umat paling di sayang oleh kaumnya dan paling disegani oleh musuhnya,...

Islam adalah agama yang praktis tidak berputar-putar dalam dunia bayang-bayang, khayalan dan ide-ide yang mengambangIslam berdiri di sisi manusia diatas tanah yang hakiki dan dunia nyata. Islam tidak memperlakukan manusia layaknya malaikat, tapi Islam meperlakukan mereka layaknya manusia, yang makan,minum, berjalan dipasar, dan bercanda.

Memang Islam mengharuskan manusia agar setiap perkataannya berupa dzikir, apa yang didengarnya adalah Alqur'an, namun Islam juga mengakui bahwa manusia diciptakan dengan fitrah dan taiat yang diciptakan oleh Allah SWT, Allah menciptakan mereka yang suka senang, gembira, tertawa, dan bercanda, sementara itu kehidupan Nabi Shallallahu Alaihi wa salam merupakan contoh yang paling menari bagi kehidupan manusia.

Rasulullahu SAW, juga bercanda tapi tatkala bercanda tidak mengatakan kecuali yang benar Abu Hurairah R.A, berkata"wahai Rasulullauh engkau mengajak kami bercanda, beliau bersabda Aku tidak berkata kecuali yang benar". canda Rasulullahu SAW, terlepas dari hal kurang baik, dan dilakukan sesekali waktu saja seperti hendak menunjukkan keramahan kepada para sahabat, semua itu beliau lakukan sebagai sunnah. tidak ada dalil yang melarang canda. Salah satu uraian Imam Ghazaly adalah " Maka bagaimana mungkincanda itu dilarang jika engkau sanggup berbuat seperti yang diperbuat rasul dan para shabatnya,engkau sanggup bercanda tidak mengatakan kecuali yang benar, tidak menyakiti hati orang lain, tidak berlebih-lebihan, engkau melakukannya sesekali waktu, maka hal itu bukanmerupakan dosa.

Pernah suatu ketika rasul makan kurma dengan para shabatnya lalu biji kurma bekas makan Beliau di tumpuk dihadapan salah seorang sahabat kemudian sambil tersenyum berkata " lihatlah betapa banyaknya dia makan kurma nampak dari bekas bijinya",..lalu shabat itu menjawab canda rasul dengan berkata" lihat juga rasul makan kurma bahkan lengkap dengan biji-bijinya..he..he.....

Begitulah kehidupan Rasul dan para sahabatnya begitu unik, segar, penuh dinamika, namun tetap dalam landasan syariat.

maka bercandalah.....sebab rasulmupun bercanda........


Wallahu A'lam

Pawewet

5 komentar :

  1. kalau menut q sih becanda boleh2 aja u/ sekedar menghibur, tp jangan sampai bercandanya berlebihan, maksud hati bercanda tp apa daya bercanda malah membuat teman jd tersinggung, dan akhirnya bertengkar, kan itu g bagus

    BalasHapus
  2. Islam sungguh luas, tentang bercanda juga ada tuntunannya.
    memang ngeri juga akan bahaya lidah, entah lewat berkata-kata/bercanda.
    takut kalau melukai hati orang yang kita ajak bicara. bercanda boleh, asal tidak kelewatan dan pada tempatnya ya.
    makasih artikelnya yg panjang lebar, semoga bisa mengamalkannya.

    BalasHapus
  3. salam sobat
    ngga ada salahnya mas,,bercanda
    yang penting ,jangan sampai keluar dari tuntunan islam ya,,
    Islam mengajarkan perkataan-perkataan yang berlandaskan syariat.

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum . . ,

    Saya jadi takut ne kalau mau bercanda . . . dan saya juga takut kalau gak bisa bercanda.
    Terima kasih Pak atas postingannya yang sangat bermanfaat buat saya.

    wassalam . . ,

    BalasHapus
  5. Tks atas commentnya

    @ mas rizky memang mas bener kata njenengan,..jangan sampai becanda kita malah menyekiti orang lain.
    @Mbak Narti Islam memang sangat sempurna, dengan tokoh central Rasul sebagai suri tauladan termasuk dalam hal bercanda
    @Mbak Nura..betul mbak kita bebas bercanda asal jangan melampaui batas-batas...bercanda adalah salah satu yang dicontohkan para nabi...
    @ Pak Aziz...wah datang lagi ne..lama juga nggak kesini...jangan takut Pak kan bercanda adalah suatu kewajaran seorang insan..bahkan jika kita tak pernah bercanda menyalahi sunnah para nabi...

    BTW Thanks atas smua komentarnya

    BalasHapus