Senin, 29 Juli 2013

Berita Bohong, dan azab bagi penyebarnya....



Sahabat Setetes Embun Bening yang budiman….Diceritakan dua orang eksekutif sedang bercakap-cakap di ruang kerja mereka,  salah seorang dari mereka  adalah tamu sebutlah namanya Agus  , pada suatu sore di Bulan Ramadhan, mereka ngabuburit sambil berdiskusi beberapa hal,  kira-kira beberapa saat menjelang waktu berbuka, sang tuan rumah yang bernama Anto memanggil OB bernama Amir , untuk membelikan makanan di Rumah Makan Padang seberang kantornya, karena waktu mendesak Pak Anto  hanya menanyakan pesanan sang tamu, sedangkan untuk dirinya dia hanya berkata “ seperti biasa, sajalah!”. Singkat cerita datanglah pesanan tersebut, “ lho mir… kenapa kamu tidak belikan makanan kesukaanku?’ Pak Anto bertanya, si Amir menjawab, Bapak sih mesennya tidak pake otak!!,… Pak Agus kaget Beliau tidak terima temannya di lecehkan oleh OBnya sendiri,.. seketika dia membentak OB tersebut..”Heh.. kalo bicara yang sopan dong.. kamu tuh siapa?, yang kamu ajak bicara siapa?, kamu harus tahu sopan santun”, si OB keheranan dia tidak merasa bersalah, mengapa kok teman Pak Anto tahu-tahu marah kepadanya, kemudian beberapa hari kemudian muncullah berita bahwa amir adalah OB yang kurang ajar, dan berani melecehkan Pak Anto staff yang mempunyai kedudukan tinggi di kantor ini, sehingga Amir di acuhkan dalam pergaulannya dan mendapat predikat berakhlaq buruk dan tidak disukai oleh para pimpinan di kantornya,, untung saja Pak Anto mendengar hal ini dan meluruskan kejadian yang sebenarnya dengan sabar  Pak Anto menjelaskan kepada semua orang di kantornya  “si Amir itu tidak salah , dia hanya menjawab pertanyaanku,  aku kan Tanya mengapa kamu tidak belikan makanan kesukaanku, dia menjawab karena aku mesannya tidak pake otak.. karena memang kesukaanku itu adalah otak, itu loh otak dengan bumbu kuning khas minang”. Hingga semua paham dan nama baik amir sebagai OB kembali bersih.  

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mengalami kesalahan seperti kisah diatas, kerap kali kita berlaku seperti Agus, tanpa investigasi dan penyelidikan terhadap sebuah informasi, langsung mengambil kesimpulan, dan menyebarkannya kepada orang lain, padahal banyak sekali kenyataan yang tidak sesuai dengan yang kita dengar atau kita lihat, dalam kisah diatas si Agus sebagai tamu di kantor Pak Anto kawan baiknya,  merasa tersinggung karena kawannya dilecehkan oleh OB di kantornya sendiri, sebuah kesimpulan atas inforasi yang salah akan sangat berdampak dahsyat bagi diri kita maupun bagi orang lain, kesimpulan Pak Agus yang salah atas jawaban OB tadi, apalagi menyebarkan kabar yang tidak benar  sangat  merugikan sang OB, padahal kenyataan sebenarnya tidak seperti yang didengar oleh Pak Agus, untung saja Pak Anto  menjelaskan duduk perkaranya.

Sahabat setetes embun bening… oleh karena itu kita seharusnya tidak menelan bulat-bulat suatu informasi yang datang kepada kita, harus terlebih dahulu kita teliti kebenaran informasi tersebut. Jika ternyata berita yang kita dengar adalah berita bohong,  kemudian tanpa penyelidikan kita mempercayai berita itu, bahkan termasuk orang yang menyebarkan berita itu maka kita akan mendapat dosa, dan azab Allah SWT, hal ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam Alqur’an Surat Annur ayat 11:

 Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”.


Kejadian yang mendasari turunnya ayat tersebut adalah beredarnya berita bohong, Berita bohong ini mengenai istri Rasulullah S.A.W. 'Aisyah R.A. Ummul Mu'minin, sehabis perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri Beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup.

 Setelah 'Aisyah mengetahui, sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, isteri Rasul!" 'Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, maka fitnahan atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Dalam ayat 11 surat Annur tadi jelas Allah SWT berfirman bahwa bagi penyebar berita bohong akan mendapat dosa yang akan berakibat pada azab Allah SWT, oleh karena itu kita menghindar dari akhlaq sedemikian, di lain pihak bagi sikorban sesungguhnya berita bohong itu, baik baginya asalkan ia bersabar dan bertaqwa kepada Allah SWT dalam mensikapinya. 

Amat besar kebencian Allah SWT terhadap para pendusta, pencela, dan penghasut serta pengedar berita bohong, kalau saja tidak karena rahmatNYA maka semua pelaku penyebar berita bohong pasti akan di azab oleh Allah SWT, hal itu ditegas kan oleh Allah SWT dalam firmanNYA:

Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.(QS Annur:14- 15)

Sungguh agung akhlaq Islam, kita tidak diperbolehkan, menghasut, mencela, dan memfitah, karena akan berdampak buruk yang sangat dahsyat kepada orang yang kita fitnah dan pelakunya akan mendapat dosa dan azab Allah SWT,

Sahabat Setetes Embun Bening yang berbahagia.. dalam era globalisai sekarang ini. Arus informasi bergerak sangat cepat sekali, suatu kejadian di belahan bumi dapat dengan cepat menyebar ke belahan bumi yang lain, namun harus diingat tidak semua dari berita yang disuguhkan oleh media semisal radio, televisi atau media online, adalah benar, banyak sekali kepentingan-kepentingan di balik berita yang disiarkan oleh mereka, sekali lagi kehati-hatian kita dalam menyerap informasi sangat diperlukan, apalagi berita – berita yang datang kepada kita apalagi jika berita yang menyangkut saudara-saudara kita umat Islam harus kita cermati betul-betul sebagaimana firman Allah SWT: 

“ Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."(QS Annur: 12), atau firman Allah berikut:

 “Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar." (QS Annur:16) 
 
Dalam ayat ini Allah SWT menyuruh kita beberapa hal yaitu, berhati-hati, teliti, dalam menerima informasi , selanjutnya adalah mangedepankan husnudzon prasangka tidak bersalah, terhadap segala sesuatu, dan melarang kita untuk menelan bulat-bulat info tersebut bahkan menjadi penyebarnya naudzubillahi mindzalik.

Sahabat setetes embun bening yang berbahagia, ….sering  dalam jejaring social seperti facebook, kita membagi/share suatu berita kepada kawan-kawan kita, atau di twitter kita mentwitnya untuk kawan-kawan follower kita, setelah kajian ini marilah kita lebih selektif melakukannya jangan sampai kita termasuk orang –orang yang dimaksud oleh Allah SWT dalam kalimat terakhir surat  Annur ayat 11,

Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”. 

karena dengan menshare atau mentwit berarti kita membantu mereka menyebarkan berita bohong yang merugikan orang lain,  Sungguh celakalah kita jika kita termasuk dalam golongan mereka
  
Marilah kita bersikap hati-hati, dan selektif terhadap berita-berita yang kita terima apalagi berita seperti tentang saudara – saudara kita di Palestina, atau yang saat ini sedang gencar di beritakan saudara-saudara kita di Mesir, yang informasinya banyak diputarbalikan, demi kepentingan tertentu, atau berita dari belahan bumi yang lain, baik sekala nasional maupun internasional, janganlah kita mencari informasi dari satu sumber media, tetapi carilah dari beberapa sumber sehingga kita dapat informasi yang berimbang.

Wallahu a’lam
Sang Penetes Embun

Tidak ada komentar :

Posting Komentar