Sabtu, 11 Juli 2009

tinggal pilih tertawa didunia atau diakherat...

by : Pawewet

Mencoba untuk menjadi orang baik memang susah, mencoba untuk menjadi orang yang kembali kepada jalan yang benar memang susah, apalagi jika selama ini hidup kita bertolak belakang dengan itu. Apabila predikat sebagai orang "bebas" (freeman) atau yang kerap lazim dengan sebutan "preman" melekat erat pada kita akan sangat sulit memulihkannya dan bukanlah hal yang mudah untuk itu, untuk kembali kepada jalan Allah jalan sebenarnya memang penuh dengan ujian.

Tidak mudah proses mental yang dialami, godaan dan gangguan kerap terjadi, baik dari dalam diri sendiri, apalagi dari luar, yang datang dari mantan komunitas pergaulan kita, atau dari masyarakat diluar itu. ya ujian itu dapat berupa pencemoohan, atau pengkucilan dari komunitas kita,..dicap orang sok alim, sok tua, bahkan dicap menjadi orang cupu (culun punya) atau cap orang type jadul (jaman dulu) atau berbagai cap-cap yang lain.

memang menyakitkan, disaat kita tersadar dengan kesadaran yang penuh, kita inginkan orang -orang terdekat kita juga mendapatkan hal serupa dengan kita, tetapi justru yang kita dapatkan adalah hal-hal akan yang menyebabkan kita gamang kepada keputusan kita sendiri, jika kita tidak kuat hati pasti kita akan kembali mengikuti jejak mereka. jangan, sekali-kali jangan karena ujian itu amat kecil jika dibanding dengan orang-orang terdahulu kita yang memperjuangkan kebenaran ini

Memang itu sudah menjadi sunatullah bahwa jika kita beriman dan kembali pada jalan yang benar akan melewati berbagai ujian, sesuai dengan firman Allah swt dalam Alqur'an surat albaqarah ayat 214 'ataukah kamu mengira bahwa kamu akanmasuk syurga padahal belum datang kepadamu (cobaan)seperti yang dialami orang-orang sebelum kamu, mereka ditimpa kemalaratan, dan diguncang dengan cobaan , sehingga rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata "kapankah datang pertolongan Allah "ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat

ya ujian orang-orang sebelum kita bukan hanya yang bersifat teror psikis, tetapi juga pisik. bahkan Allah SWmenguji mereka dengan kemelartan, dan berbagai guncangan ujian yang dahyat tetapi mereka tetap teguh prisip hingga saat ini kebenaran sampai kepada kita.

Apadaya hidayah itu datangnya dari Allah SWT, dan tidak satu orangpun yang dapat memaksakan kehendak agar orang lain mendapat hidayah, kita hanya berusaha maka sudah menjadi sunatullah jika ejekan, dan cemoohan akan tertuju kepada kita, sebab Allah SWT juga berfirman dalam Surat Albaqarah ayat 212 "kehidupan dunia dijadikan terasa ndah dalam pandangan orang-orang yang kafir dan mereka menghina orang-orang yang beriman. Padahal orang-oran yang bertaqwa itu berada diatas mereka pada hari kiamat, dan Allah membari rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki tanpa perhitungan.

Maka janganlah kita bersedih karena derajat orang beriman adalah lebih tinggi dihadapan Allah SWT pada hari kiamat kelak, biarkan pada saat ini mereka mengejek dan menghina kita, sebab posisi mereka akan terbalik pada hari kemudian merekalah yang terhina.

Lebih jelas Allah SWT menggambarkan akan hal itu, yaitu pada serangkaian ayat dari surat Almutafifin ayat 29 s/d 33 yang berbunyi." sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah orang yang dahulu mentertawakan orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman itu) melintas dihadapan mereka mereka saling mengedip-ngedipkan mata. dan apabila kembali kepada kaumnya mereka kembali dengan riang gembira. Dan apabila melihat (orang-orang mukmin)mereka mengatakan sungguh mereka benar-benar orang yang sesat. Padahal (orang-orang yang berdosa itu) mereka tidak diutus sebagai penjaga orang-orang mukmin.

Ya...dalam ayat tersebut jelas sekali diinformasikan oelh Allah SWT, tentang orang-orang yang kembali beriman, dan kaum yang berdosa, dimana cemoohan oleh kaum yang berdosa kepada orang-orang yang beriman. apabila orang yang beriman lewat dihadpan mereka mereka mencemooh dengan saling mengedip-ngedipkan mata, bahkan mengatakan bahwa orang-orang yang berimanlah yang sesat, kuno, kurang modern, cupu, jadul dan sederet predikat yang lain. dan apabila mereka kembali kepada kaumnya merek ariang gembira tidak merasa berdosa sedikitpun, enjoy dengan keadaan saat ini tanpa sadar padahal merekalah yang "sakit".

itu adalah kejadian didunia pada saat ini. lalu jika hal itu terus saja berlaku,kemudian datang hari kiamat, dan hari penghisaban dan pembalasan keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat.

Hal ini diinformasikan oleh Allah SWT pad ayat-ayat beriktunya yaitu ayat 34 hingga 36 yang berbunyi "Maka pada hari ini,orang-orang yang beriman yang mentertawakan orang-orang kafir. mereka duduk diatas dipan-dipanmelepas pandangan. apakah orang-rang kafir itu diberi balasan/hukuman terhadap apa yang telah mereka perbuat.

ya...kondisi berbali 180 derajat, dimana pada hari ini (hari pembalasan) kata Allah SWT orang-orang berimanlah yang mentertawakan orang-orang yang kafir,...bahkan lebih dhyat lagi.orang beriman mentertawakan dengan duduk diatas dipan-dipan berhias permata dan batu-batu mulia, duduk sambil mamndang dan melihat apakah akan ada balasan bagi mereka orang-orang kafir itu, yang dahulu mentertawakannya didunia.

jadi jangan berkecil hati jika kita telah temui hidayah itu bersyukurlah kepada Allah SWT sebab kita manjadi orang yang terpilih, dan berusahalah tuk menularkan hidayah itu kepada orang lain. dan berbesar hatlah pada hasilnya sebab jika mereka mengikuti kita itu semata hidayah dari Allah pula. dan jika mereka tidak mengikuti kita bahkan mencemooh, menghina, dan menertawakan, sesungguhnya hinaan dan tertawaan itu hanya di dunia ini saja, sedang di akherat sana kitalah yang akan mentertawakan mereka.

So... tinggal kita pilih..ingin tertawa di dunia ini atau diakherat sana...

Wallahu a'lam

8 komentar :

  1. setuju, sudah sejak lama masa harus menggenggam bara dimulai...

    demi menghindari panas yang lebih menyakitkan dan kekal...

    BalasHapus
  2. trimakasih atas komentarnya bang ramdhan... semoga dapat mejadi pencerahan buat kita semua.

    BalasHapus
  3. ya...bersyukur adalah hal paling utama di dunia ini. Hidup penuh dengan kealpaan, lupa pada hari akhir nanti yang pasti ada dan akan terjadi. Jangan bersedih buat orang yang beriman karena cahaya orang2 beriman dengan keyakinan penuh pada Allah SWT telah terpancar jauh ke ke akhirat. Dari akhirat sana telah kelihatan cahaya2 dari dada orang beriman didunia ini. Allah SWT tidak akan salah melihat. So jangan besedih. makasih infonya kang..mencerahkan bgt.

    BalasHapus
  4. masuk kesini benar2 adem, ditambah baca artikelnya...mantep pokoknya. mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang beruntung. amiiinnn.

    BalasHapus
  5. Terima kasih sudah mengingatkan...

    BalasHapus
  6. tentu saja saya pilih tertawa di dunia da akherat. Tertawa yang positif tentunya. salam kenal, Frelia, si Anak SD.

    BalasHapus
  7. Saya juga pilih tertawa di dunia dan di akhirat. Di dunia kaya dan di akhirat masuk surga., Amin. ,Ya Allah. ,

    BalasHapus