Minggu, 30 Mei 2010

Budged Produksi dan Sebarannya

BUDGED PRODUKSI DAN SEBARANNYA


By: Pawewet

Pak Amin seorang Assisten Lapangan sebuah perkebunan besar swasta, tengah terlelap disampingnya terbujur Laila, seorang istri yang berwajah pas-pasan menemani tidurya, tiba tiba sang istri mendengar suara sangat lirih, pelan sekali. “maaf Pak bulan ini saya belum dapat mencapai target sesuai budget produksi”, sang istri terkejut sontak saja dia bagun duduk disampaing suaminya yang telah puluhan tahun hidup bersamanya itu, dilihatnya sang suami masih lelap, bahkan masih terdengar dengkurnya, matanyapun masih tertutup, rapat. “ Sebenernya opo tho sing di impikan bapak iki”,..gumamnya, “ahh… wis ngantuk sesok wae lah aku Tanya”,..kemudian kedua terlepap dalam buaian mimpi masing-masing.

“Pak kemarin malam njenengan kok tidurnya tidak pulas ho”.. tanya Laila disela keasyikannya mengaduk nasi yang belum tanak,.. “ndak pules piye tho bu?” jawab sang suami, “lha itu njenengan tidur kok sambil ngremeng aja”, sambut Laila lagi,..”ah..mosok tho bu,..aku ngomong opo,?”, “ndak begitu jelas Pak tapi aku denger begini maaf Pak bulan ini saya belum dapat mencapai target sesuai budget produksi “.. ha..ha..ha…tawa Pak Amin pecah membuat kucing yang sedang tidur membuka matanya kemudian tidur lagi. “Kok malah ngguyu tho njenengan niki”., “mosok tho bu aku ngomong kayak gitu?”,..” iya Pak aku berani sumpah”.. “yo wis memang kemarin aku lagi suntuk bu, aku habis dimarah Pak Imam karena tidak mencapai target”. “Oo..oooo lha salah njenengan sendiri tho Pak, mangkane lek kerjo sing tanan rencanane mantep, pelaksanaane mantep, lha evaluasine kan pasti juga mantep”….”.ah. ibu iku bisa saja “kata pak amin seraya mencubit pinggang istrinya,.”.aww..bapak…!!”

----oooo000oooo---


“Pesan Rasulullah jagalah lima sebelum datangnya lima!”, ..dengan semangat Pak Ustad Ramdhan memberikan kajian setelah maghrib, memang di mushalah al-hijrah samping rumah Pak Amin selalu rutin diadakan kultum selepas shalat maghrib. “Jagalah kesempatan sebelum datang kesempitan. Allah SWT memberikan waktu untuk kita semua, diberikanNYA kita waktu 24 jam sehari semalam, tinggal dapatkah kita memanfaatkan waktu tersebut”. Jenggot tipis dipadu dengan kumis yang tipis pula membuat gerakan mulut dan gerakan tubuh Pak Ustad Ramdhan begitu harmonis, apalagi hujah-hujah dan dalil-dalil keluar dari mulut beliau laksana air mengalir memberikan kesejukan bagi siapa saja jang dilewati alirannya. “Kita sebagai hambanya tinggal memanfaatkan waktu cipataan Allah itu. Dan itulah ujian sebenarnya dalam hidup ini dapatkan kita memanfaatkan waktu yang diberikan Allah SWT secara Cuma-Cuma buat kita!”.

“Allah SWT berfirman dalam Alqur’an “dan dialah Allah yang menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji kalian siapakah diantara kalian yang paling terbaik amalnya” “sesungguhnya waktu adalah ujian, sanggupkah kita memanfaatkannya serta memanajnya”. “Dalam memanfaatkannya kita harus mempuat planning tujuan yang akan kita capai, kita dapat membuat budged pekerjaan kita”. “Bahkan dari budged pekerjaan dalam seumur hidup dapat kita break down menjadi sebaran per tahun, bahkan per bulan!”. Pak Amin tersentak matanya yang tadinya lima wat dan menipit sekarang mendadak melebar dan membulat terang seterang bohlam 35 watt. “Hah…!!!???, pak ustad ini nyindir aku, seakan tahu aku sedang ada masalah dengan budged produksi “, gumam Pak Amin.



----oooo000oooo---

Malam telah tiba, suasana emplasment terasa sepi, begitu juga dengan kondisi rumah dinas Pak Amin sunyi, anak-anak telah tertidur lelap setelah penat seharian sekolah dan bermain, wajah-wajah polos terpancar dari ekspresi raut mereka, tenang innocent, dan damai. Laila masih terbujur di sisi suaminya, sesekali dirasakan bahwa suaminya belum terlelap namun dilihatnya matanya terpejam, nampak sekali sang suami pura-pura tidur.

“Hhhh,..”sessekali Pak Amin menarik nafas, seakan ada beban berat yang dirasanya,… “hhh… iya-ya…Ustad Ramdhan benar a..aku harus buat budget amalku, bahkan budget produksi pahalaku”…perlahan sudut matanya terasa panas dan menyembulah butiran bening sebening embun…”hhh”…tarikan nafas itu terdengar lagi. Kali ini Laila tak tinggal diam lalu berkata.” Pakne..nyapotho..kok dereng sare,..ada apa,..apa yang dipikiri…” Namun pura-pura tidur berlanjut lagi, tak ada jawaban sepatah pun dari mulut Pak Amin.

“Pakne,..aku ndak bisa di apusi ada apa tho.. ngomong sama saya.!”. Kali ini Pak Amin merespon dengan suara lirih.”.iya Bu aku ndak bisa tidur, pikiran ku kalut….badget produksi di kerjaanku tidak tercapai”. “Lho kemarin kan pakne sudah lerem tho memang kondisinya begitu yang nanti saja di perbaiki lagi…” “bukan itu bune yang aku pikirkan adalah budget produksi kerjaanku di dunia saja tidak tercapai apalagi budget produksiku di akherat nanti”…… “Hahhh..!!???” … laila kaget tersentak “Bapak iki ngomong opo tho?”…” Pak kalo mikir mbok ojo berat-berat sih!!” “memang badget produksi kerjaan sampaeyan ndak tercapai, ning ojo lantas berfikir yang tidak tidak tho pakne”…. tak terasa Laila menangis dikhawatirkan olehnya sang suami terlalu berat berfirkir hingga tak terkontrol dan sekarang berfikir yang tidak-tidak laksana orang stress.

Seakan mengerti jalan pikiran istrinya Pak Amin bangkit dari tidur dan duduk disisi istrinya. “Aku iki gak opo-opo bune.. Cuma tadi selepas magrib aku ikut pengajian Pak Ramdhan pas sekali dengan kondisi ku”… “Beliau menganjurkan para jemaah untuk membuat budget tugas dan produksi akhirat.” “Yang membuat aku iki sedih adalah lha wong budget produksiku di kerjaan di dunia ini saja tak tercapai apalagi budget tugas dan produksiku di akherat sana”. Dan tanpa dapat di bendung lagi Pak Amin menangis sesegukan hingga bercucuran air matanya. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang layaknya seorang wanita pendamping hidup sejati, Laila merangkul dan memeluknya hingga keduanya lelap dalam posisi berpelukan.


T A M A T

Tidak ada komentar :

Posting Komentar