Sabtu, 10 Juli 2010

Gaza Riwajatmoe Doeloe

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Pada posting yang lalu pawewet menebarkan semangat tuk pengunjung sekalian untuk menulis serentak pada tanggal 9 juli 2010 tentang Gaza, dengan tema gaza kami tidak akan melupakanmu. Dan pada saat itu besar niat pawewet tuk ikut berpartisipasi, namun Allah menghendaki lain, hari itu pawewet sangat sibuk di pekerjaan offline, sehingga tiada berkesempatan tuk online.

Nah pengunjung sekalian, tiada kata terlambat dalam hal ini, maka demi suatu niat tuk partisipasai dalam tanggal 9 hari menulis tentang gaza berikut pada hari ini pawewet posting tulisan itu.


save gaza



“Jika khalifah utsmaniah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil tanah palestina tanpa membayar harganya, Akan tetapi semantara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ketubuhku daripada melihat tanah palestina dikhianati dan dipisahkan dari khalifah Islamiyah. Perpisahan adalah suatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akanmemulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup”. Perkataan ini mencerminkan sikap tegas pemiliknya,..ya sikap yang tegas tanpa kompromi ditunjukan oleh Sultan Abdul Hamid II sewaktu didatangi oleh Theodor Hertzl, (pendiri Negara Israel sekarang) mereka minta izin mendirikan gedung di Al Quds, permohonan itu ditolak, kemudian Hertzl pun menawarkan berbagai iming-iming hingga keluarkan perkataan tersebut cerminan sikap tegas sang khalifah.

Saat ini apakah sikap tegas itu telah tidak ada lagi di dada kaum muslimin, dimana mereka manakala, terror melanda masyarakat palestina, dimana mereka manakala satu-persatu pemukiman warga palestina berubah menjadi pemukiman warga yahudi. Aduhai mungkin sang sultan akan menangis demi menyaksikan para generasi penerusnya kini tak sanggup lagi diwarisi sikap tegas, kemudian menjadi cengeng dengan sejuta pengharapan kepada musuhnya dahulu.

Cukup sudah .. tragedy kapal Mavi Marmara melengkapi bukti kedegilan Israel, dalam melecehkan kearifan dunia,..bagaimana tidak, sikap mereka terhadap para relawan, tidak mencerminkan kelayakan beradab dalam peradaban, nilai, agama, serta etika moral manapun. Mereka para relawan adalah bagian dari anak dunia yang sedang melaksanakan misi kemanusian tanpa panda bulu, warna kulit, ras, agama, klutur. Mereka berbaur demi misi suci kemanusian yang selama ini dilecehkan oleh Israel. Misi mereka jelas kemanusian, kesehatan, dan penganan bala bantuan darurat seperti pakaian pangan dan obat-obatan.

Mereka bukan tentara, mengapa diperangi,. mereka tak bersenjata mengapa diancam bahkan dicederai dengan senjata. Sungguh drama konyol dalam pentas peradaban yang hanya mampu dimainkan oleh orang-orang konyol dan barbar teganya mereka melukai, bahkan mengambil nyawa para relawan itu.

Tragedy mavi marmara adalah satu dari serentetan sikap pelecehan Israel terhadap kearifan dunia. Sejarah telah membuktikan rentetan itu kini telah bertambah panjang. salah satu pernyatan relawan asal Indonesia yaitu Ustadz Ferry Nur ketua KISPA salah satu organisasi massa yang konsen terhadap perkembangan, dan bantuan terhadap palestina, beliau mengatakan dalam sebuah wawancara di salah Televisi swasta nasional “sedikitnya ada tiga hal yang dapat diambil dari pengalaman di kapal Mavi Marmara, yang pertama, saya mendapatkan kejelasan secara nyata watak sebenarnya dari Israel yang selama ini saya hanya mendengar, membaca serta melihat dilayar kaca, sehingga memberikan keyakinan kepada saya tentang kekejaman, kesadisan, kebrutalan, anarkis, yang dilakukan pemerintah Israel terhadap rakyat gaza palestina. Kedua saya juga merasakan persaudaran yang terbangun diantara para relawan yang berjumlah kurang lebih 750 orang, dari 50 negara, kami berbeda warna kulit, bahasa, latarbelakang organisasi dll, tetapi pada satu waktu itu kami memiliki tujuan yang sama yaitu membantu saudara-saudara kita di gaza, dengan cara memberikan bantuan riil kepada mereka walau akhirnya tertunda setelah dibajak Israel.

Ketiga saya mendapat pelajaran tentang nilai spiritual, yang kita rasakan sekali rasa kedekatan kita kepada Allah SWT, melalui doa-doa yang kita panjatkan.

Subhanallah pengalaman langsung yang diberikan Allah SWT kepada beliau, selayaknya kita juga menggali nilai-nilai dari pengalaman beliau, sebab pengalaman bukan hanya merasakan dan menjalani sendiri tetapi nilai-nilai dapat kita ambil dari pengalaman orang lain. Saat ini gaza dalam blokade Israel gaza bagai penjara bagi warganya sendiri coba anda bayangkan bagaimana jika kita hidup dinegeri sendiri bagai hidup dalam penjara, blokade gaza sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusian dan nilai -nilai keadilan, oleh karena itu harus dilawan. langkah apapun yang kita lakuka yang penting perlawanan itulah perlunya ada silaturahmi antara elemen-elemen islam yang ada melakukan sinergitas, menguatkan ukhuwah islamiah, karena hanya dengan hal itu, dan rahmat Allah SWT insyaallah blokade itu dapat terbebas.

kenyataan sekarang para pengasa muslim tidak memberikan respon berarti kecuali kecaman dan kutukan, apakah kecaman dan kutukan akan menyelesaikan persoalan ini, tidak!!, Turki misalnya yang warga negara paling banyak menjadikorban keganasan israel di kapalmavi marmara hanya sekedar menrik duta besarnya dari tel aviv.Perdana menteri turki Recep tayyip erdogan tidak berani memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel,

Senada sikap yang ditunjukkan oleh para pemimpin Islam, bagai ayam sayur yaitu ayam jantan yang keluar dari kodratnya sebagai petarung yang hanya cocok untuk disayur, kemudian solusi pedamaian yang digembargemborkan, adalah "two state solution" pengakuan dua negara, karena Israel sudah berada disana, apakah ini adil, dalam hal ini tokoh HTI Ismail yusanto mengatakan " solusi dua negara ini memberikan pengakuan kepada perampok apakah anda mau jika tiba-tiba orang merebut rumah anda kemudian solusinya adalah ya sudah kamu dikamar depan dan saya dikamar belakang jadi solusi ini harus ditolak.

Gaza sebenarnya adalah permasalahan usang dari dulu hingga kini, yang tidak selesai akibat kedegilan Israel dan cinta dunia para pemimpin Islam

Gaza walau engkau jauh di belahan dunia sana, tapi kami yang disi tak akan meninggalkan, dan melupakanmu....

Alhamdulillahirabilalamin


6 komentar :

  1. i love peace.....
    semoga perdamaian selalu tercipta di segala penjuru bumi....

    salam lestari

    BalasHapus
  2. i love peace.....
    semoga perdamaian selalu tercipta di segala penjuru bumi....

    salam lestari

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh penulis.

    BalasHapus
  4. Membaaca apa yang dikatakan Sultan Abdul Hamid II tentang keteguhannya dalam mebela Palestina menggelorakan kembali semangat kita untuk berkontribusi dalam upaya kemerdekaan Palestina. Demikian seharusnya pemimpin kaum muslimin.

    Salam ukhuwah

    BalasHapus
  5. assalammualaikum...Wr.wb
    semoga warga dunia dan umat muslimin dapat menemukan sikap yang terbaik..oleh apa yang sudah dilakukan israel terhadap saudara kita palestina.

    palestina menderita..umat muslim terluka..
    kita.., terlukakah..?

    doa ku..semoga lekas
    terciptanya kedamaian di bumi palestina..

    BalasHapus
  6. Do'a yang tak putus untukmu Gaza.

    BalasHapus