Sabtu, 21 Agustus 2010

ujian kejujuran

Bismillahirrahmaanirrahiim,



Sahabat Saung Hijau Pawewet yang semoga kita semua di berkahi, mendapat rahmat, dan hidayah dari Allah SWT, pada posting kali ini, akan Pawewet buka dengan sebuah cerita, cerita nyata yang sungguh terjadi pada zaman Rasulullah dan para sahabat beliau,

Pada saat itu Rasulullahu SAW dan para sahabat beliau baru saja pulang dari tugas da'wah ke Tabuk, hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh seorang sahabat beliau yaitu Ka'ab Bin Malik, seorang sahabat yang mempunyai track record baik dan tidak tercela. Namun Kaab saat itu sedang risau karena ketidak ikutsertaannya dalam perang tabuk bersama Rasulullahu SAW, yang dia sendiri pun tidak tahu alasannya. kejadian itu beberapa waktu yang lalu saat persiapan niat sudah dicanangkan, perbekalan sudah disiapkan, bahkan kendaraan baru telah diberinya, tetapi kejadian itu berlalu begitu saja laksana air mengalir, entah apa yag menyebabkan dia tidak ikut dalam tugas da'wah yang agung itu, yang tersisa saat ini hanyalah penyesalan dan kegalauan, apakah Allah dan Rasulnya akan memaafkannya.

Hari yang dinanti telah tiba, sebagaimana biasa Rasulullah SAW dan para sahabat berkumpul di masjid sebelum pulang kekediamannya masing-masing, hati Ka'ab kian risau dilihatnya telah ada sekitar 80-an orang-orang seperti dia sedang menunggu saat yang tepat untuk meminta maaf kepada Rasulullahu SAW. Satu-persatu orang-orang tersebut mendatangi Rasul dan dengan berbagai alasan yang mungkin benar mungkin juga tidak, meminta agar Rasul memaafkan mereka bahkanmeminta rasul agar Allah SAW mengampuni mereka, semua permintaan maaf itu mendapat tanggapan baik dari rasul SAW, kemudian demi melihat kehadiran Ka'ab Bib Malik air muka rasul memerah dan tersungging sebuah senyum sinis dibibirnya. bagaimana tidak Kaab adalah orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, termasuk dlam jajaran sahabat yang sangat wara kepada Allah SWT, dan mempunyai track record yang baik, namun mengapa sekarang berada dalam rombongan ini,

Kemudian Rasulullah SAW bertanya, Apa yang menyebabkab engkau tidak ikut berperang wahai Ka'ab padahal persiapan telah engkau lakukan, bahkan engkau telah membeli kendaraan untuk ikut serta. Sedetik kemudian bergolak dalam dada Ka'ab perseteruan antara berdalih dan berkata jujur. Bisa saja dia berdalih seperti 80 orang sebelumnya tadi, dalih yang dapat saja dia buat-buat bahkan berdusta dihadapan Rasulullah SAW, demi mempertahankan air muka, harga diri, nama baik, yang layak dipertahankan pada saat itu. mungkin jika dia berdalih membuat alasan Rasul akan menerimanya, dan memaafkannya,

Kemudian ka'ab menjawab " Wahai Rasulullahu, andai aku berhadapan dengan selain engkau,aku yakin dapat meloloskan diri dengansatu alasan. Namun andai aku berdusta kepadamu yang membuatmu ridha padaku,aku khawatir Allah akan membuatmu marah padaku (dengan mengungkapkan kedustaan itu melalui wahyu), wahai Rasulullahu jika aku jujur padamu, dan itu membuatmu marah padaku,aku misah berharap agar kelak Allah mengampuni dosaku".

Ka'ab telah melewati jenak-jenak penuh pertarungan itu, melewati detik-detik menegangkan, sangat berat dan ia menang.Ia mengalahkan dirinya sendiri dan memenangkan kejujuran imannya atas dusta dan kemunafikan. "orang ini telah benar-benar berkata jujur ucap rasulullahu, "wahai ka'ab berdirilah sampai Allah memutuskan sesuatu untukmu. Akhirnya ka'ab mendapat hukuman yaitu boikot sosial selama lima puluh hari.

bukan tidak ringan merasakan hukuman itu, bayangkan di boikot sosial selama limapuluh hari, sahabat dan teman dekat yang biasanya ramah menyapa, bahkan duduk bersama bercengrama sambil membicarakan hikmah, saat ini menjauh, tidak ada yang mendekat, semuanya acuh, dunia terasa sempit bahkan sangat sempit. Kadang timbul wlau sedikit rasa penyesalan aduhai sekiranya kemarin aku berdusta saja tentunya Rasulullah memaafkanku dan semua orang tidak akan menjauhkanku seperti ini. sekali lagi godaan syaithon berhembus.

Namun lagi-lagi terbukti keteguhan iman seorang Ka'ab salah satu sahabat terbaik Rasulullahu, dalam pemboikotan itu dirinya pasrah inilah yang Allah kehendaki buah dari kejujurannya. Ternyata perjaungannya melawan gejolah hati dan godaan syaithon berbuah kemanisan manakala turun Ayat Alah SWT pada hari terakhir pemboikotan bahwa dirinya adalah orang yang benar, dan diampuni.

sertamerta para sahabat kembali mendekatinya, jika Allah SWT sudah menyatakan keteguhan imannya siapa lagi yang bisa membantahnya, itulah ka'ab bin malik dengan keteguhan iman dan kejujuran yang tiada taranya.

Sahabat Pengunjung SAUNG HIJAU PAWEWET yang berbahagia,..dalam keseharian sering kali kita berhadapan dengan situasi yang sama dimana keteguhan iman dan kejujuran kita diuji, dalam kancah bisnis kita misalnya, dalam pekerjaan kita,dalam hubungan keluarga sering kita dibenturkan dengan sesutau yang tidak sejalan denganhati nurani, iman, dan nilai-nilai kejujuran. pada titik itu seharusnya kita sadar itulah ujian bagi kita, ujian yang sebenar-benarnya.

oleh karena itu nilai-nilai ini harus kita sandang, manakala kita sebagai seorang ayah, suami, pedagang, pendidik, saudagar, pejabat negeri, bahkan sebagai apapun kita, maka keteguhan iman dan kejujuran harus kita bawa. kita semua akan berhadapan dengan detik-detik seperti itu, dan kita bisa menang jikasat seperti itu menyadari bahwa kita hanya bermua'amalah dengan Allah SWT, yang mengetahui pengelihatan mata, dan segala yang tersembunyi didalam dada. Bukan dengan manusia yang mudah dibohongi, atau bahkan senang dibohongi, itulah yang membuat kejujuran bernilai lain dimata Allah SWT, itu pula sebabnya mengapa banyak diantara kita yang kalah pada etape ini.

Alhamdulillaahirrabbil alamiin,

Allahu'alam bishowab


Pawewet


Sumber:

sedikit digubah dari Majalalah Tarbawi edisi 1 Th 1 31 mei 1999M/shafar 1420 Hhal 36, Thumuhat oleh HM. Anis Matta LC

7 komentar :

  1. setiap hari kita di uji oleh Allah,, semoga kita tetap berada di jalaNya dan bisa menghadapi ujian-ujian tersebut,,selalu sabar dan tawakal,,, dan tetep bersyukur,, serta becermin dari pribadi Rosullulah ,,niscaya kita akan selamat,,^^ Amin.

    BalasHapus
  2. kalau bahasa ringkasnya, katakanlah sejujurnya walau itu pahit, begitu ya?
    sungguh nilai yg sangat mendalam dari kisah tauladan ini.
    makasih sudah berbagi.

    BalasHapus
  3. sungguh ujian yg berat, namun manis pada akhirnya.

    BalasHapus
  4. Sangat sulit mencari figur para sahabat Rosululloh SAW pada masa kini, sungguh mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Inspirasi bagi kita tentang cara berfikir dan berbuat menuju keta'atan kepada Allah SWT dan Rosululloh SAW.

    BalasHapus
  5. kalau masalah kejujurabn manusia bener2 di uji dalam hal ini, mengatakan dengan jujur meski menyakitkan kayaknya masih berat buat dilakukan

    BalasHapus
  6. Sebuah kisah tauladan yang patut kita ikuti, terimaksih tausiahnya pawewet.

    Saungnya sudah tidak hijau lagi rupanya ya pak hehe

    BalasHapus
  7. dizaman seperti sepertinya nilai kejujuran adalah keselamatan bagi diri, semoga dengan kisah ini dapat dijadikan introspeksi bagi individu yang mempunyai pemahaman berbohong untuk selamat.

    BalasHapus