Minggu, 14 Juli 2013

BETUL GAK SIH PEMAHAMAN AKAN TAKDIR MENGHAMBAT MOTIVASI DAN MENURUNKAN KINERJA..????



Alhamdulillah suasana season sangat hidup, banyak gagasan, ide yang argumentatif keluar dari para peserta training leadership kali ini, aku adalah salah seorang trainer dari lembaga konsultan psikologi, tadinya aku sudah was-was karena peserta trainingku kali ini adalah para top management dari beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka, bayangkan  top management dari lima perusahaan besar yang bergerak di perkebunan kelapa sawit terhimpun dalam kelasku saat ini,  tidak tanggung-tanggung levelnya adalah general manager ke atas, suasana jadi bertambah seru manakala ada sebuah pernyataan dari audien yang iseng tentang takdir, kebetulan pokok pembahasan  kali ini sudah sampai pada topik  tentang  motivasi kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja bawahan. 

“ jadi kalau menurut saya selain teori motivasi yang Bapak sampaikan tadi , pemahaman akan takdir juga banyak pengaruhnya terhadap kinerja para bawahan”, Pak Ahmad salah seorang GM dari PT Domba Kencana sebuah perkebunan besar berpendapat, “ bukan berarti saya tidak setuju konsep takdir dalam Agama Islam, saya juga orang Islam, tapi dalam dunia  kerja menurut saya ternyata konsep itu tidak sejalan, bagaimana menurut Bapak?”, aku menjawab “tolong Bapak jabarkan dengan penjelasan secara kongkrit”. “baik,.. contohnya begini, misalnya saya adalah seorang tukang panen, saya akan bekerja sekenanya, motivasi saya rendah, karena saya menganggap bahwa rezeki saya sudah ditakar oleh Allah SWT, saya kerja keras atau tidak toh tak ada pengaruhnya dengan rezeki saya, lebih baik saya bekerja seadanya saja, nah bagaimana menurut Bapak tolong jelaskan kepada kami”. Suasana seasion semakin riuh, aku mendengar ada beberapa orang yang berbisik-bisik dengan teman duduknya membenarkan pendapat itu, namun tidak sedikit pula yang kontra. 

“waduh mati aku!” pikirku, “bagaimana ini?”. Aku menutupi kebingunganku dengan bahasa tubuh, aku berjalan kesana kemari mencari ide, “ wah-wah.. bapak-bapak sekalian, pertanyaan ini sudah masuk dalam ranah agama, apakah kita lanjutkan?, bukankah kita memiliki keyakinan yang berbeda-beda?” tanyaku,.. tak ku duga ternyata audiens malah antusias, “ boleh saya berpendapat Pak?”, “Seorang Regional Head yang bekerja di PT Sinar Abang perkebunan kelapa sawit terbesar di  pulau Sumatra mengacungkan jari,”silahkan!”,  dengan gaya bicara yang aku buat  lebih bijaksana dan berwibawa padahal untuk menutupi kebingunganku, ”saya fikir psikologi bisnis juga membahas tentang keyakinan agama Pak, karena keyakinan seseorang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerjanya, dan pasti akan berbanding lurus atau berbanding terbalik dengan kinerjanya,  jadi menurut saya kita lanjutkan saja pembahasan akan hal ini, memang saat ini terkesan sangat bertolak belakang antara takdir dan motivasi kerja, tolong berikan pencerahan akan hal ini Pak!”.

 “aku harus bisa, aku trainer disini!” .“aku tak boleh kehabisan akal dan kata-kata, aku berfikir keras, “bismillah…”, mendadak aku teringat kajian pekanan yang rutin aku ikuti, bersama para kader partai keadilan sejahtera, walaupun aku bukan politikus karena kesibukan pekerjaanku di lembaga pelatihan leadership ini tidak memungkinkan untuk itu, tetapi aku rutin mengukti kajian pekanan yang sering diistilahkan “kholaqoh”.  Aku ingat sekali kira-kira tiga minggu yang lalu kajian ini yang disampaikan oleh Bang Fahri murobbiku,..  “Baik kita sepakat lanjutkan ya.. saya mohon maaf jika dalam penyampaian nanti saya banyak mengutip agama Islam, agama yang  saya yakini saat ini, dan silahkan saja jika bapak-bapak sekalian menyampaikan dengan perspektif masing-masing sesuai dengan ajaran masing-masing” kataku seraya mengingat-ngingat point penting yang diajarkan oleh Bang Fahri, OK kita mulai dari pandangan Islam terhadap takdir”.  “dalam Islam pemahaman akan takdir dibagi menjadi tiga komponen penting  yaitu takdir syar’i, lalu takdir sebab akibat, dan Qadar”.”waw.. menarik tuh Pak, karena ketidak tahuan saya, saya yang orang Islam jadi semakin ingin tahu”,  celetuk Pak Zarkasi mill Controller dari perkebunan PT Elang ijo di pulau Kalimantan, “wah semangat kali Pak Zarkasi nih seperti saya waktu habis nikah dalam perjalanan ke rumah mertua”, serentak semua audiens tertawa suasana yang tadinya sempat kaku menjadi cair kembali, kemudian diiringi dengan canda dan sesekali lawakan aku jelaskan konsep takdir menurut Islam.

“Yang pertama adalah takdir syar’i yaitu suatu pemahaman bahwa sudah ditakdirkan seseorang harus melakukan itu karena diwajibkan atasnya. Seperti seorang Bapak takdir syar’inya adalah bekerja memenuhi kebutuhan anak dan istrinya, atau seorang pelajar takdir syar’inya adalah belajar. Jika seseorang menjalankan takdir syar’inya maka dia dapat pahala, jika meninggalkan dia dapat dosa”.  Jadi seorang Bapak berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarganya menurut pandangan islam bukan hanya mengejar pemenuhan kebutuhan anak dan istrinya saja, tetapi lebih dari itu menembus batas waktu adalah  memenuhi takdir syar’inya guna meraih pahala dan keredhoan Allah SWT, sebab jika tidak bekerja dia akan mendapat dosa, atau seorang pelajar, belajar bukan hanya keharusan untuk nya untuk mendapat nilai yang baik saja di sekolah, tetapi lebih dari itu untuk mendapatkan pahala Allah SWT”. Kata-kataku mengalir laksana air, seperti terngiang kembali Bang Fahri dalam menerangkan konsep itu kepadaku.  Para audien terdiam semua seperti tersihir kata-kataku. “Ehm… kok jadi diam” kataku mencoba untuk memecah kebisuan suasana.. “jadi menurut konsep islam tujuan berusaha di dunia adalah menggugurkan kewajiban, supaya kita tidak berdosa, begitu kah Pak?”..  Pak Ferdinand seorang vice president Agronomi dari perusahan Sinar Abang, bertanya. “sebenarnya tidak begitu juga pak Ferdinand”. Jika menggugurkan kewajiban maka seseorang akan melaksanakan sampai batas yang diwajibkan saja, tetapi dalam kontek ini, ada sebuah keyakinan bahwa semakin dia keras berusaha maka akan semakin besar pahala yang didapat, konsep inilah yang seharusnya menjadikan seseorang akan memiliki motivasi kuat dalam bekerja didunia.  “ nah.. ini menjawab pernyataan Pak Ahmad  tadi ternyata tidak benar takdir akan melemahkan kinerja, kalau boleh saya simpulkan seseorang yang percaya takdir justru akan memiliki motivasi kuat dalam bekerja, begitu kan Pak” Pak Ferdinand menyambung kembali. “Betul sekali Pak”, sambarku. “ OK Pak pemahaman takdir yang pertama kami telah faham lalu bagaimana pemahaman takdir yang kedua” Pak Ahmad bertanya sambil membetulkan kacamata plusnya, “sabar Pak Ahmad tak sabar juga saya mau jelaskan itu tetapi sayang panitia telah kasih kode untuk kita break dulu.. kopi dan teh telah menunggu di ruang konsumsi, kita kembali setelah ISOMA (Istirahat Solat Makan)

--------ooooo)))(((ooooo-------

 Waktu break telah usai, semua peserta sudah siap dalam tempat duduknya, masing-masing mereka duduk berkelompok melingkari meja bundar,  “bagaimana kelompok dodos lengkap?” tanyaku serentak audiens menjawab “lengkaap!”, “kelompok angkong?” “lengkaappp” aku absen satu persatu kelompok yang ada sampai pada kelompok terakhir “kelompok pasar pikul?”. “lenggkaapppp!!”. 

 “OK.. Kita lanjutkan bahasan kita yaitu sampai pada komponen  tentang takdir yang kedua Takdir sebab akibat, yaitu suatu pemahaman bahwa sesuatu itu behubungan satu sama lain karena sebab akibat atau ringkasnya dapat kita sebut dengan hukum sebab akibat,   sudah menjadi takdirnya bahwa jika seorang ayah bekerja gigih maka dia akan dapat uang banyak, bekerja gigih menyebabkan dapat uang banyak, atau seorang pelajar belajar giat akan mendapat nilai baik, pemahaman akan takdir ini disebut takdir sebab akibat.  Pemahaman akan hal ini juga menyebabkan seseorang giat dlam bekerja karena semakin giat dia bekerja maka akan semakin banyak uang dia dapatkan.  Kulihat seseorang mengangkat tangan “yak silahkan” kataku, “ begini pak kalau menurut saya ini adalah konsep takdir orang kebanyakan, karena kebanyakan dari kita pasti akan berfikir semakin saya bekerja giat semakin banyak uang saya dapatkan”. “Anda betul Pak Toyip, ini memang pemahaman umum orang akan takdir, dan ini salah satu dari komponen takdir yang dipercaya oleh orang Islam”,”walah.. jika konsep ini dipakai maka bawahan saya pasti akan bekerja dengan giat Pak, karena dalam pikirannya dia akan dapat dunia dan akherat”, kenapa baru kali ini saya dapat penjelasan akan takdir segamblang ini, sebelumnya saya beranggapan seperti rekan kita Pak Ahmad bahwa kepercayaan akan takdir menghambat motivasi kerja, terimakasih Pak baru terbuka wawasan saya sekarang”.  “Tapi Pak mengapa banyak orang islam yang stress manakala cita-citanya tidak tercapai?’ Tanya Pak jambal seorang general manager, “Ok Pak kita belum kesana, karena jawaban akan hal itu ada pada komponen takdir yang ketiga. Atau kita percepat bahas hal ini?” tantangku, serempak para audiens berkata “bahasan komponen kedua kami sudah paham Pak, karena itu sudah umum, sekarang masuk saja ke pembahasan komponen yang ketiga Pak!”.

“OK.. Baik.. namun sebelumnya jawab pertanyaan saya, jika saya Tanya dengan apakabar anda detik ini Bapak jawab dengan exelent”… “AAAPAAA KABAR ANNDAAAA DEETIKK INIII ???”. serentak audiens menjawab “EXXXXXXCCEEEEELENT!!”.. jika sudah begini berarti kelas sudah berada dalam genggamanku..ehmm.  Baik komponen takdir yang ketiga adalah komponen takdir yang terkhir yang harus difahami oleh orang Islam agama saya, yaitu qadar, adalah suatu pemahaman akan adanya takaran untuk kita dalam urusan itu, misalnya seorang ayah sudah giat berusaha kemudian dia mendapat uang yang banyak, pangkat yang naik, maka qadarnya adalah seperti itu, namun jika yang terjadi adalah ternyata dia masih saja dapat uang yang sedikit, pangkat tidak naik-naik maka qadarnya atau takaran  untuknya adalah sampai segitu, atau contoh lain seorang pelajar sudah giat belajar namun tidak lulus maka qodarnya adalah tidak lurus, qadar adalah hal prerogatif Allah SWT, pemahaman ini tidak menyebabkan orang menjadi stress, karena dia sadar betul semua itu berasal dari Allah SWT, asalkan Allah Redho maka dia akan ridho atas putusan Allah Ini, 

OK itulah ketiga konsep takdir menurut Islam, dan umat islam harus memahami ketiga konsep secara utuh tidak terpisahkan, pemahaman yang utuh akan menyebabkan sikap yang tepat terhadap segala yang Allah takdirkan kepadanya.  kelebihan dari konsep takdir yang saya bicarakan tadi jika seseorang pelajar menemukan hasil yang tidak sesuai dengan keinginannya dia merasa sudah melaksanakan takdir syar’inya dan dia dapat pahala di akherat, walau dalam urusan ujiannya dia tidak lulus, dan ini sudah mampu membuat hatinya tidak sempit, dia akan tetap bersyukur dan bersabar untuk belajar lebih keras lagi untuk ujian yang akan datang, namun jika ditemui dirinya ternyata lulus maka dia juga akan sadar bahwa itu adalah takdir dari Allah SWT bukan semata kerja kerasnya”.  “bagaimana jelas Bapak-bapak?” Tanyaku, “sangat jelas hal ini akan menyebabkan seseorang yangberhasil tidak sombong,dan seseorang yang gagal tidak frustasi”, “ sungguh konsep yang luar biasa, saya selaku orang islam baru terbuka secara gamblang saat ini”, kata Pak Joko seorang general manager dari PT Triputratriputri. Jika begini kami semua yakin sekali Pak pemahaman akan takdir yang benar akan menyebabkan seseorang memiliki motivasi yang kuat, dan akan menghasilkan output kerja yang baik pula”.. 

“Alhamdulillah”.. aku berfikir dalam hati.. inilah gunanya rajin mengikuti kajian pekanan, ternyata dahsyat juga untuk disampaikan dalam sesion traning leadership psikologiku.. dan aku berjanji akan lebih giat lagi mengikuti kajian pekanan,..semoga…

TAMAT 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar