Alhamdulillah suasana season sangat hidup, banyak gagasan,
ide yang argumentatif keluar dari para peserta training leadership kali ini, aku
adalah salah seorang trainer dari lembaga konsultan psikologi, tadinya aku
sudah was-was karena peserta trainingku kali ini adalah para top management
dari beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka, bayangkan top management dari lima perusahaan besar yang
bergerak di perkebunan kelapa sawit terhimpun dalam kelasku saat ini, tidak tanggung-tanggung levelnya adalah
general manager ke atas, suasana jadi bertambah seru manakala ada sebuah
pernyataan dari audien yang iseng tentang takdir, kebetulan pokok pembahasan kali ini sudah sampai pada topik tentang motivasi kerja dan pengaruhnya terhadap
kinerja bawahan.
“ jadi kalau menurut saya selain teori motivasi yang Bapak
sampaikan tadi , pemahaman akan takdir juga banyak pengaruhnya terhadap kinerja
para bawahan”, Pak Ahmad salah seorang GM dari PT Domba Kencana sebuah
perkebunan besar berpendapat, “ bukan berarti saya tidak setuju konsep takdir
dalam Agama Islam, saya juga orang Islam, tapi dalam dunia kerja menurut saya ternyata konsep itu tidak
sejalan, bagaimana menurut Bapak?”, aku menjawab “tolong Bapak jabarkan dengan
penjelasan secara kongkrit”. “baik,.. contohnya begini, misalnya saya adalah
seorang tukang panen, saya akan bekerja sekenanya, motivasi saya rendah, karena
saya menganggap bahwa rezeki saya sudah ditakar oleh Allah SWT, saya kerja
keras atau tidak toh tak ada pengaruhnya dengan rezeki saya, lebih baik saya
bekerja seadanya saja, nah bagaimana menurut Bapak tolong jelaskan kepada kami”.
Suasana seasion semakin riuh, aku mendengar ada beberapa orang yang
berbisik-bisik dengan teman duduknya membenarkan pendapat itu, namun tidak
sedikit pula yang kontra.
“waduh mati aku!” pikirku, “bagaimana ini?”. Aku menutupi
kebingunganku dengan bahasa tubuh, aku berjalan kesana kemari mencari ide, “
wah-wah.. bapak-bapak sekalian, pertanyaan ini sudah masuk dalam ranah agama,
apakah kita lanjutkan?, bukankah kita memiliki keyakinan yang berbeda-beda?”
tanyaku,.. tak ku duga ternyata audiens malah antusias, “ boleh saya
berpendapat Pak?”, “Seorang Regional Head yang bekerja di PT Sinar Abang perkebunan
kelapa sawit terbesar di pulau Sumatra mengacungkan
jari,”silahkan!”, dengan gaya bicara
yang aku buat lebih bijaksana dan
berwibawa padahal untuk menutupi kebingunganku, ”saya fikir psikologi bisnis
juga membahas tentang keyakinan agama Pak, karena keyakinan seseorang sangat
berpengaruh terhadap motivasi kerjanya, dan pasti akan berbanding lurus atau
berbanding terbalik dengan kinerjanya, jadi
menurut saya kita lanjutkan saja pembahasan akan hal ini, memang saat ini
terkesan sangat bertolak belakang antara takdir dan motivasi kerja, tolong
berikan pencerahan akan hal ini Pak!”.
“aku harus bisa, aku trainer disini!”
.“aku tak boleh kehabisan akal dan kata-kata, aku berfikir keras, “bismillah…”,
mendadak aku teringat kajian pekanan yang rutin aku ikuti, bersama para kader
partai keadilan sejahtera, walaupun aku bukan politikus karena kesibukan pekerjaanku
di lembaga pelatihan leadership ini tidak memungkinkan untuk itu, tetapi aku
rutin mengukti kajian pekanan yang sering diistilahkan “kholaqoh”. Aku ingat sekali kira-kira tiga minggu yang
lalu kajian ini yang disampaikan oleh Bang Fahri murobbiku,.. “Baik kita sepakat lanjutkan ya.. saya mohon
maaf jika dalam penyampaian nanti saya banyak mengutip agama Islam, agama yang saya yakini saat ini, dan silahkan saja jika
bapak-bapak sekalian menyampaikan dengan perspektif masing-masing sesuai dengan
ajaran masing-masing” kataku seraya mengingat-ngingat point penting yang
diajarkan oleh Bang Fahri, OK kita mulai dari pandangan Islam terhadap
takdir”. “dalam Islam pemahaman akan
takdir dibagi menjadi tiga komponen penting yaitu takdir syar’i, lalu takdir sebab akibat,
dan Qadar”.”waw.. menarik tuh Pak, karena ketidak tahuan saya, saya yang orang
Islam jadi semakin ingin tahu”, celetuk
Pak Zarkasi mill Controller dari perkebunan PT Elang ijo di pulau Kalimantan, “wah
semangat kali Pak Zarkasi nih seperti saya waktu habis nikah dalam perjalanan
ke rumah mertua”, serentak semua audiens tertawa suasana yang tadinya sempat
kaku menjadi cair kembali, kemudian diiringi dengan canda dan sesekali lawakan
aku jelaskan konsep takdir menurut Islam.
“Yang pertama adalah takdir syar’i yaitu suatu pemahaman
bahwa sudah ditakdirkan seseorang harus melakukan itu karena diwajibkan
atasnya. Seperti seorang Bapak takdir syar’inya adalah bekerja memenuhi
kebutuhan anak dan istrinya, atau seorang pelajar takdir syar’inya adalah
belajar. Jika seseorang menjalankan takdir syar’inya maka dia dapat pahala,
jika meninggalkan dia dapat dosa”. Jadi
seorang Bapak berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarganya menurut pandangan
islam bukan hanya mengejar pemenuhan kebutuhan anak dan istrinya saja, tetapi
lebih dari itu menembus batas waktu adalah
memenuhi takdir syar’inya guna meraih pahala dan keredhoan Allah SWT,
sebab jika tidak bekerja dia akan mendapat dosa, atau seorang pelajar, belajar
bukan hanya keharusan untuk nya untuk mendapat nilai yang baik saja di sekolah,
tetapi lebih dari itu untuk mendapatkan pahala Allah SWT”. Kata-kataku mengalir
laksana air, seperti terngiang kembali Bang Fahri dalam menerangkan konsep itu
kepadaku. Para audien terdiam semua
seperti tersihir kata-kataku. “Ehm… kok jadi diam” kataku mencoba untuk memecah
kebisuan suasana.. “jadi menurut konsep islam tujuan berusaha di dunia adalah
menggugurkan kewajiban, supaya kita tidak berdosa, begitu kah Pak?”.. Pak Ferdinand seorang vice president Agronomi
dari perusahan Sinar Abang, bertanya. “sebenarnya tidak begitu juga pak
Ferdinand”. Jika menggugurkan kewajiban maka seseorang akan melaksanakan sampai
batas yang diwajibkan saja, tetapi dalam kontek ini, ada sebuah keyakinan bahwa
semakin dia keras berusaha maka akan semakin besar pahala yang didapat, konsep
inilah yang seharusnya menjadikan seseorang akan memiliki motivasi kuat dalam
bekerja didunia. “ nah.. ini menjawab
pernyataan Pak Ahmad tadi ternyata tidak
benar takdir akan melemahkan kinerja, kalau boleh saya simpulkan seseorang yang
percaya takdir justru akan memiliki motivasi kuat dalam bekerja, begitu kan
Pak” Pak Ferdinand menyambung kembali. “Betul sekali Pak”, sambarku. “ OK Pak
pemahaman takdir yang pertama kami telah faham lalu bagaimana pemahaman takdir
yang kedua” Pak Ahmad bertanya sambil membetulkan kacamata plusnya, “sabar Pak
Ahmad tak sabar juga saya mau jelaskan itu tetapi sayang panitia telah kasih
kode untuk kita break dulu.. kopi dan teh telah menunggu di ruang konsumsi,
kita kembali setelah ISOMA (Istirahat Solat Makan)
--------ooooo)))(((ooooo-------
Waktu break telah
usai, semua peserta sudah siap dalam tempat duduknya, masing-masing mereka
duduk berkelompok melingkari meja bundar,
“bagaimana kelompok dodos lengkap?” tanyaku serentak audiens menjawab
“lengkaap!”, “kelompok angkong?” “lengkaappp” aku absen satu persatu kelompok
yang ada sampai pada kelompok terakhir “kelompok pasar pikul?”.
“lenggkaapppp!!”.
“OK.. Kita lanjutkan
bahasan kita yaitu sampai pada komponen tentang takdir yang kedua Takdir sebab akibat,
yaitu suatu pemahaman bahwa sesuatu itu behubungan satu sama lain karena sebab
akibat atau ringkasnya dapat kita sebut dengan hukum sebab akibat, sudah menjadi takdirnya bahwa jika seorang
ayah bekerja gigih maka dia akan dapat uang banyak, bekerja gigih menyebabkan
dapat uang banyak, atau seorang pelajar belajar giat akan mendapat nilai baik,
pemahaman akan takdir ini disebut takdir sebab akibat. Pemahaman akan hal ini juga menyebabkan
seseorang giat dlam bekerja karena semakin giat dia bekerja maka akan semakin
banyak uang dia dapatkan. Kulihat
seseorang mengangkat tangan “yak silahkan” kataku, “ begini pak kalau menurut
saya ini adalah konsep takdir orang kebanyakan, karena kebanyakan dari kita
pasti akan berfikir semakin saya bekerja giat semakin banyak uang saya
dapatkan”. “Anda betul Pak Toyip, ini memang pemahaman umum orang akan takdir,
dan ini salah satu dari komponen takdir yang dipercaya oleh orang
Islam”,”walah.. jika konsep ini dipakai maka bawahan saya pasti akan bekerja
dengan giat Pak, karena dalam pikirannya dia akan dapat dunia dan akherat”,
kenapa baru kali ini saya dapat penjelasan akan takdir segamblang ini,
sebelumnya saya beranggapan seperti rekan kita Pak Ahmad bahwa kepercayaan akan
takdir menghambat motivasi kerja, terimakasih Pak baru terbuka wawasan saya
sekarang”. “Tapi Pak mengapa banyak
orang islam yang stress manakala cita-citanya tidak tercapai?’ Tanya Pak jambal
seorang general manager, “Ok Pak kita belum kesana, karena jawaban akan hal itu
ada pada komponen takdir yang ketiga. Atau kita percepat bahas hal ini?”
tantangku, serempak para audiens berkata “bahasan komponen kedua kami sudah
paham Pak, karena itu sudah umum, sekarang masuk saja ke pembahasan komponen
yang ketiga Pak!”.
“OK.. Baik.. namun sebelumnya jawab pertanyaan saya, jika
saya Tanya dengan apakabar anda detik ini Bapak jawab dengan exelent”… “AAAPAAA
KABAR ANNDAAAA DEETIKK INIII ???”. serentak audiens menjawab
“EXXXXXXCCEEEEELENT!!”.. jika sudah begini berarti kelas sudah berada dalam
genggamanku..ehmm. Baik komponen takdir
yang ketiga adalah komponen takdir yang terkhir yang harus difahami oleh orang
Islam agama saya, yaitu qadar, adalah suatu pemahaman akan adanya takaran untuk
kita dalam urusan itu, misalnya seorang ayah sudah giat berusaha kemudian dia
mendapat uang yang banyak, pangkat yang naik, maka qadarnya adalah seperti itu,
namun jika yang terjadi adalah ternyata dia masih saja dapat uang yang sedikit,
pangkat tidak naik-naik maka qadarnya atau takaran untuknya adalah sampai segitu, atau contoh
lain seorang pelajar sudah giat belajar namun tidak lulus maka qodarnya adalah
tidak lurus, qadar adalah hal prerogatif Allah SWT, pemahaman ini tidak menyebabkan
orang menjadi stress, karena dia sadar betul semua itu berasal dari Allah SWT,
asalkan Allah Redho maka dia akan ridho atas putusan Allah Ini,
OK itulah ketiga konsep takdir menurut Islam, dan umat islam
harus memahami ketiga konsep secara utuh tidak terpisahkan, pemahaman yang utuh
akan menyebabkan sikap yang tepat terhadap segala yang Allah takdirkan
kepadanya. kelebihan dari konsep takdir
yang saya bicarakan tadi jika seseorang pelajar menemukan hasil yang tidak
sesuai dengan keinginannya dia merasa sudah melaksanakan takdir syar’inya dan
dia dapat pahala di akherat, walau dalam urusan ujiannya dia tidak lulus, dan
ini sudah mampu membuat hatinya tidak sempit, dia akan tetap bersyukur dan
bersabar untuk belajar lebih keras lagi untuk ujian yang akan datang, namun
jika ditemui dirinya ternyata lulus maka dia juga akan sadar bahwa itu adalah
takdir dari Allah SWT bukan semata kerja kerasnya”. “bagaimana jelas Bapak-bapak?” Tanyaku,
“sangat jelas hal ini akan menyebabkan seseorang yangberhasil tidak sombong,dan
seseorang yang gagal tidak frustasi”, “ sungguh konsep yang luar biasa, saya
selaku orang islam baru terbuka secara gamblang saat ini”, kata Pak Joko
seorang general manager dari PT Triputratriputri. Jika begini kami semua yakin
sekali Pak pemahaman akan takdir yang benar akan menyebabkan seseorang memiliki
motivasi yang kuat, dan akan menghasilkan output kerja yang baik pula”..
“Alhamdulillah”.. aku berfikir dalam hati.. inilah gunanya
rajin mengikuti kajian pekanan, ternyata dahsyat juga untuk disampaikan dalam
sesion traning leadership psikologiku.. dan aku berjanji akan lebih giat lagi
mengikuti kajian pekanan,..semoga…
TAMAT
Tidak ada komentar :
Posting Komentar