Selasa, 16 Juli 2013

Pendaki Gunung Sahabat Alam Sejati

Assalamu'alaikum wr wb

Salam lestari......Untukmu para sahabatku pecinta alam....

Terinspirasi dari situs seorang kawan www.suarapetualang.blogspot.com setelah aku membaca salah satu postingnya tentang, hakekat para pecinta alam, apakah mereka pelestari alam atau perusaknya. maka tergerak hatiku tuk tulis postingan ini,

Untuk anda para sahabat pelestari alam.. coba kita simak bait-bait dalam lagu berikut...

Pendaki gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki

Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam

Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu

Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan


sahabat Setetes Embun Bening yang berbahagia.....

Ya.. coba kita renungkan..lagu itu menyidir kita para pegiat pelestari alam, kita yang ingin disebut orang aktifis pecinta alam, lagu itu sangat telak menohok kita... bagai anak panah yang menghujam tepat pada sasaran.

Pendaki gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan dirimu pecinta alam
sementara maknanya belum kau miliki

 apakah memang seperti itu kah..?? berjaket gagah hanya lambang.. yang mensimbolkan bahwa kita pecinta alam?? tanpa mengerti makna akan hakekat Allah SWT menciptakan alam ini.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan dalam pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasan Allah SWT, bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang selalu memikirkan Allah SWT dalam berdirinya, atau duduk atau dalam keadaan berbaring, seraya mentadaburi tentang penciptaan langit dan bumi, kemudian mereka berkata Ya Tuhan kami tidaklah engkau ciptakan ini sia-sia Maha Suci Engkau.. maka peliharalah kami dari api neraka...

Dalam cuplikan ayat Alqur'an di atas jelas disampaikan,bahwa hanya orang-orang yang mau menggunakan akalnyalah yang dapat memikirkan, hakekat alam diciptakan oleh Allah SWT, mereka dapat merasa pesan yang tersirat dalam penciptaan malam, juga siang, mengapa gunung-gunung diciptakan, sungai lembah ngarai, yang bagi kita para pencinta alam adalah "Tempat main" keseharian kita. Sering dalam setiap aktifitas  kita hanya merasa puas, merasa gagah, merasa telah dapat  "menaklukan" garangnya kondisi sebuah gunung, atau puas karena adrenalin kita sudah teruji oleh rumit dan bahayanya alur arum jeram, atau kita merasa sebagai lelaki jantan karena berhasil "mempecundangi" tebing yang terjal 90 deratjat dengan keahlian rockclimbing kita.... hanya itukah yang kita dapat ..????

Padahal Allah SWT menciptakan itu semua dengan sebuah pesan besar AKU PENCIPTA INI SEMUA,...AKU ADALAH ALLAH ENGKAU HAMBAKU, ... dapatkah kita membaca pesan ini, dalam setiap aktivitas pendakian kita, atau arung jeram kita. atau rockclimbing kita,  tidakkah kita merasa betapa kecilnya dibandingkan dengan gunung yang kita daki,.. atau betapa lemahnya dibandingkan dengan kegarangan tebing terjal yang kita pijak, Tak terasakah kita bahwa jarak  kehidupan dan kematian sangatlah tipis kala kita bergantungan di lereng sebuah tebing,... jika Allah SWT menghendaki sedetik saja kita salah menancapkan paku tebing kita, maka selesailah kehidupan kita, diantara tebing-tebing yang menjulang gagah,.  tak terfikirkankah oleh kita saat kita mengikuti alur sungai saat arumjeram bahwa malaikat maut sebenarnya sudah ada di ubun-ubun kita, jika Allah SWT menghendaki kematian dapat terjadi dengan tiba-tiba sekuat apapun kano yang kita naiki, atau setinggi apapun skill kita dalam mendayung,.... ya.. ternyata kita hanyalah makhluq Allah SWT yang sangat lemah, diantara kegagahan Alam ciptaanNYA

Pertanyaannya sekarang adalah, dengan ciptaanNYA saja kita sudah sangat begitu kecil, sangat begitu lemah lantas bagaimana jika dibandingkan dengan Sang Pencipta itu sendiri ... apakah kita masih dapat bersombong diri.. 

Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam

Batu batu cadas merintih kesakitan
ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak
bahwa disana ada kibar bendera mu

 
Sering yang kita lakukan adalah menunjukkan rasa keangkuhan kita, berkahlaq buruk pada alam ini, saat kita sampai pada suatu titik akhir misi pendakian sebuah puncak gunung, tak jarang kita melakukan kegiatan yang tanpa kita sadari merusak alam, dengan menoreh belati-belati kita pada pohon-pohon kayu, atau memahat bongkahan-bongkahan batu, menulisnya menggunakan cat, hanya untuk mengumumkan bahwa kita pernah kesana.  itu adalah ungkapan rasa keangkuhan kita terhadap alam, tindkan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang tidak dapat menggunakan akalnya  untuk melihat untuk apa alam diciptakan, dan tidak dapat melihat hakekat dirinya dan hakekat alam diciptakan. 

Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan


 So jika anda adalah pecinta Alam, pegiat kelestarian lingkungan, ayoo mulai sekarang ubah cakrawala fikir kita, coba kita tadaburi kekuasanNYA pada setiap aktifitas pendkian kita, coba rasakan kebesaranNYA, sebab itulah ayat-ayatNYA yang didalamnya abanyak tersimpan pesan langsung dari Sang Maha Kuasa untuk kita sebagai hambaNYA

Wassalamu'alaikum wr wb

Salam lestari...

Sang Penenetes Embun








Tidak ada komentar :

Posting Komentar