Rabu, 25 Desember 2013

Puisi akumulasi rasa



Si Pembuat Puisi

Kata orang si pembuat puisi adalah pengecut
Kataku sipembuat puisi adalah pemberani
Berani mengungkap fakta dalam goresan pena
Beribu  fenomena dunia
Tidak bukan beribu bahkan berjuta
Walau semua mata kadang  memandang tabu, tak etis, 

Persetan dengan sederet label yang hendak mereka labelkan
Kebenaran
Ketidak adilan
Kepongahan
Kemunafikan 
Harus tersampaikan

Kata orang sipebuat puisi adalah  labil
Kataku sipembuat puisi adalah  stabil
Orang yang tanpa ragu menyuarakan semua yang jelas
Tanpa abu-abu
Tak terkecuali rasa hati sendiri
Saat semua orang sengaja sembunyi
Dalam tabir-tabir gengsi,
Atau dalam tembok-tembok jaim
Atau dalam topeng-topeng kamulfase
Tapi…..
Si pembuat puisi
Lantang menyuarakan,
Lugas
Tegas
Polos
Apa adanya

Ituah diriku
Mana dirimu..???

Itulah diriku dengan nyanyain jiwa yangtak dapat aku pendam
Itulah diriku dengan kata hati yang tak dapat aku pungkiri

Itulah diriku
Mana dirimu..???

Kata orang sipembuat puisi adalah cengeng
Kataku sipembuat puisi adalah jantan
Dan… apa katamu tentang sipembuat puisi..???

Wiwid
Batu licin, 18 Des 2013


-----------------------------------------------------------------------------------------



Pagi

pagi ini aku malas ciptakan puisi
apalagi separuh hatiku pergi entah kemana
separuh yang ada begitu keras
hingga suasana pagi ini tak mampu mencairkannya

Pagi
dimana letak keindahannya saat sebelah hatiku pergi
kucoba melihat bias sinar mentari
mendengar kicau burung
merasa hembusan angin yang sepoi

namun semua kusam, beku
aku kehilangan sebelah hatiku
Rabbi.. kembalikan ia padaku

Wiwid 7 11 13

----------------------------------------------------------------------------------------------

Pasar

Anak lelaki menangis dengan ingus di hidung, pipi, bahkan sampai bibirnya
Sementara sang ibu sibuk melayani pembeli

Disudut sana aku melihat Bapak termenung didalam becaknya
Pembeli setengah berjongkok menawar
Sawi
Kangkung
Bawang
Cabai
Tomat

Tak dapat kupilah suara-suara ini
Bercampur
Berbaur
Membentuk suatu harmoni khas
Teriakan pedagang pakaian dalam
Teriakan pedagang kelontong serba plastik
Deru mesin parut kelapa
Hingar bingar suara penjual kaset

Harmoni yang sangat dirindukan sebagian orang

Orang-orang yang saat ini hanya dapat melihat
Angkuhnya Mall
Pongahnya square
Serta sombongnya boutiq
Dimana disana tidak dijumpai
Aroma tubuh mbok penjual sayur
Isakan tangis anak lelaki yang ingusnya di hidung, pipi, bahkan sampai di bibir

Wiwid
Pasar Ampera BTLCN
27 10 13

--------------------------------------------------------------------------------------

Jam Tangan Tanda Kasih

Teriring semburat sinar siang, cahayanya menimpa manis senyummu
kala jari lentikmu bangunkan tidur siangku
Cahaya itu sedikit terkejut, lalu malu menyaksikan kemesraan kita,
Lihatlah ia meredup, sayu…
Bagun sudah siang lembut bisikan itu,
angin siang pun merasa minder, setelah mendengar bisikanmu,
Dengarlah ia berhenti berbisik
Yang terdengar hanya detak jantung kita
Denyut nadi kita
Ya… kita berdua

Apalagi setelah bisikan kedua terdengar dari rekah manis bibirmu,
bangun sudah siang, ayo berangkat kerja.
Seluruh mahluq siang itu tertegun, terpana,
kemudian memuji kepada Pemberi Nikmat atas nikmat kasih dan cinta yang diturunkanNYA kepada kita

Bangun ada hadiah dari Dancow, hah..!!??
Iya ada hadiah dari Dancow, susu fullcream!!??
Seikat tanya dalam dada, ada sinar lembut di bola matamu,
Mengalahkan lembutnya sinar surya siang ini
Namun tak juga dapat kutangkap maknanya
Jika berbohong bias kejujuran masih jelas didalamnya
Jika jujur bias keraguan juga nampak tak dapat kau tutupi
Dengan senyum manismu
Atau cantik parasmu

Penasaran??
Iya penasaran.

Aku ambil ya jawabmu masih dengan berbisik
Dan sang angin siang semakin minder mendengarnya
Degup, jantung berdegup
Denyut, nadi berdenyut
Sang waktu seakan tak mau kompromi,
gerak jarum panjangnya seakan melemah

Penasaran

Te…..renggggggggg….!
Laksana sang putri kau masuk kembali ke kamar
Bahkan senyum putri raja manapun kalah manis dengan senyummu
Kala jari lentik itu menyodorkan sekotak jam tangan
Selamat Ulang Tahun… Sayang..
juga selamat ulang tahun pernikahan kita

Oh… bagai tersambar petir hatiku terbakar
Bagai disengat ribuan kilowatt dadaku bergetar
Takkuat hati ini tahan rasa haru
Cahaya sinar siang mentari mendadak terang
Gemerisik angin siang mendadak berdesir
Mungkin seluruh mahluq siang ini terharu
Dan semakin melarutkan diri dalam keharuan dan kesyukuran
Atas anugrah terindah untuk kita berdua dari Sang Pemilik Cinta

Kudengar mereka berdoa :

Allahumma allif bainahuma kama allafta baina Aadama wa Hawa’

Allahumma allif bainahuma kama allafta baina Yuusufa wa zulaiqo

Allahumma allif bainahuma kama allafta baina Muhammad wa khodijatal kubro…

Istriku…
Gumpalan di dada tak sanggup keluar tersangkut di tenggorokan
Gumpalan itu adalah kalimat “terimakasih sayang.. ini adalah hadiah terindah yang pernah aku dapatkan”
Dan tahun ini adalah ulang tahunku dan hari ulang tahun pernikahan kita terindah dari seluruh ulang tahun yang pernah kulalui

Ummi…
kulirik jam tangan itu saat kutulis tulisan ini
Ini adalah jam tangan termahal yang aku punya
di beli dari rasa cinta yang tak ternilai harganya darimu…

Wwd Btlcn 25 10 13
Top of Form
Bottom of Form


Simpang Dua Jalan

kutengok jalanku
Jalan masih pajang
kala kaki menapak perlahan
menapak pada kerikil yang siap menghadang
pada duri yang siap menusuk
terjal
menurun dan mendaki

sementara aku berjalan
kutemui jalan lain
jalan semerbak wangi bunga
termanjakan mata keindahannya
beaneka warna jingga, merah, hijau

sementara kaki telah bermandi peluh
nafas telah bercampur debu
panas menyengat pada jalan ini

akankah ku terus berjalan
sementara bayangan jalan itu menari liar di pelupuk mataku

dalam kebimbangan ini
ya Rabb...
Ihdiashirathalmustaqim

wwd btlcn 24 10 13

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Dunia mulai menggeliat
bagai raksasa baru saja terjaga
Pelan tapi pasti
Pagi ini
berjuta kepala dipenuhi berjuta asa
Berjuta tekat
Berjuta misi

Dunia mulai menggeliat
Elang terbang tinggalkan sarang
tuk sbuah asa
Ikan berenang melawan arus
Tuk sebuah tekat
Semut beriring rapi berjajar
Tuk sebuah misi

Pagi ini
Tak ingin aku temui diriku
Tanpa asa
Tanpa tekat
Tanpa misi

Wiwid
Btlcn 21 okt 13

Senyum Mentari

ingin kurengkuh mentari
Senyum kecilnya membuatku gemas
Lihat
Pagi ini senyumnya begitu indah bukan
Sementara sinarnya menjalari setiap inci tubuh bumi

Ingin kurengkuh mentari
Agar ia tak pergi lagi
bagiku hadirnya sangat berarti
Bagaimana tidak,

Senyumnya membuatku malu
Jika aku harus bersedih
Lihat senyumya
Bagai gadis remaja yang membisikan
La Tahzan...
La Tahzan..

Btlcn 18 okt 13


Rindu Hidayah

berbalut kabut kucari cahaya
dalam dingin bermandi rasa
rasa rindu
membiru

mencumbu tiap bulir tasbih
terlena dalam desahan dzikir

berbalut kabut kucari cahaya
terasa pendarnya jauh
tak jua sampai kugapai dengan dzikirku

rindu terang hidayah
rindu teramat sangat

Btlcn 16 0kt 13

Sang Penempuh Jarak

Berlari tak kunjung henti
peluh bersimbah membasahi
dalam perjalanan ini
pagi sudah tak tampak
namun senjapun belum tampak

akankah jauh jalan dapatku tempuh
sedang ujung jari telah terluka
luka berdarah
bernanah
menganga

Ihdinashirathalmustaqim
Ihdinashirathalmustaqim

batu licin 8 okt 13


Jika rasaku juga milikmu.
Lalu....
kenapa kau biarkan rasaku
melangkah sendiri di jalan sepi.
Di kelamnya malam, mirisnya hati.
Jika rasaku juga milikmu.
Mengapa kau biarkan mendung menggelayut di sudut mataku.
Lalu....tetes airnya jatuh merendam hatiku
hingga lukaku makin parah dan kian membeku.
Jika rasaku juga milikmu.
Mengapa tak pernah mampu kau baca hatiku,
hingga membuncah sesak dadaku.
Dalam pilu menderu tersadar aku.....
Rasaku bukanlah milikmu.

kolaborasi Dewi, Nda Eliana, si wiwid
Komunitas Bisa Menulis (KBM)- 5 okt 13

Top of Form

Dipagi ini.....
Seharusnya aku malu
Malu pd burung yg sudah melantunkan tasbihnya
Malu pd ayam yg sudah keluarkan dzikir terbaiknya
Apalagi pd kumbang yg sudah mempertomtonlan tahmidnya

Pd embusan angin pagi yg menyusun harmoni tahlil
Kurasa mentaripun muncul dgn senyum terindahnya

Dipagi ini aku malu
Aku termasuk dalam deretan terbelakang
Diantara makhluq-makhluq Allah yg sudah memujNYA terlebih dulu

wiwid Batulicin 23 Agustus 13

Tidak ada komentar :

Posting Komentar